Rejanglebong (Antara) - Pemanfaatan sub terminal agribisnis (STA) Simpang Nangka, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini masih belum optimal.

"Saat ini sub terminal agribisnis hanya ditempati beberapa pedagang pengumpul sayuran saja, sangat disayangkan bangunan sebesar dan semegah ini tidak difungsikan dengan baik. Para pedagang pengumpul sayuran tidak memanfaatkannya dan memilih membuka usaha di daerah masing-masing," kata pengelola sub terminal agribisnis (STA) Simpang Nangka, Santoso, Selasa.

Tidak optimalnya pemanfaatan terminal agribisnis daerah tersebut, kata dia, sudah berlangsung sejak lima tahun belakangan, padahal bangunan itu dibangun pemerintah semula bertujuan sebagai pusat perdagangan sayuran dari petani ke pedagang pengumpul atau toke sayuran.  

Untuk itu, dia meminta pemkab setempat agar segera mencari solusi guna memfungsikan terminal agribisnis daerah itu sehingga pembangunannya tidak terkesan mubazir, karena dengan terpusatnya perdagangan sayuran ini nantinya akan memudahkan transaksi jual beli, juga memberikan PAD bagi daerah.

Selain itu, dia juga mengusulkan agar nantinya pembangunan gudang sayuran oleh para toke atau pengumpul sayuran juga harus memiliki izin resmi dari pemerintah daerah, kemudian mewajibkan para pengusaha sayuran membuka usahanya di terminal agribisnis sehingga perdagangan di kawasan ini dapat berjalan dengan baik.

Sementara itu, menurut Sarijan (57), salah seorang petani sayuran di Kecamatan Selupu Rejang, mereka tidak menjual hasil kebunnya ke pedagang pengumpul sayuran di terminal agribisnis karena letaknya jauh dari kebun mereka.

"Terminalnya terletak jauh dari kebun kami sedangkan mau diangkut pakai taksi harus pakai ongkos dan harga jualnya juga sama. Kami lebih memilih gudang sayuran yang terdekat karena bisa menghemat ongkos dan bisa dibawa pakai motor," katanya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014