Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menggelar pelatihan Pembesaran Ikan Lele di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, dan Pelatihan Budidaya Pembenihan Ikan Jurung di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, pada pekan kedua Maret 2022.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP I Nyoman Radiarta dalam rilis di Jakarta, Rabu, menyatakan pelatihan budi daya di Kabupaten Gayo Lues mendapat dukungan BNN agar masyarakat di daerah perbatasan yang rawan narkoba memiliki keahlian budi daya ikan guna menekan kultivasi dan prevalensi penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan itu, kata dia, juga untuk mendukung program prioritas KKP, khususnya terkait pengembangan kampung-kampung perikanan budi daya, baik air tawar, payau dan laut, yang berbasis pada kearifan lokal, di antaranya lele nila, kakap, dan rumput laut.
"Konsep pengembangan kampung perikanan budi daya dilakukan dengan mendorong berkembangnya usaha pembudidaya ikan dari hulu ke hilir, yang berdaya saing dan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta memposisikan masyarakat sebagai penggerak utama dalam pengolahan dan pemasaran dengan tujuan menjamin produk yang berkelanjutan," ucap Nyoman.
Menurut dia, upaya pengembangan SDM dapat dipandang sebagai unsur yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan program-program yang telah dicanangkan, oleh karenanya pelatihan ini merupakan sebuah terobosan yang dilaksanakan untuk pengembangan komoditas lokal.
"Tujuannya agar terbangun komunitas usaha yang dapat bersinergi mengembangkan produksi perikanan budi daya di daerah masing-masing," katanya.
Nyoman juga meminta penyuluh perikanan terus melaksanakan pendampingan teknis guna membangkitkan semangat pembudidaya dengan prinsip keberlanjutan.
Pada kesempatan itu Kepala BNN Kabupaten Gayo Lues, Fauzul Iman, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan pelatihan dalam menekan penyalahgunaan narkoba.
"Para peserta yang hadir pada saat ini seluruhnya memiliki kolam tapi tidak dapat menghasilkan ikan. Keahlian berbudi daya tentunya sangat dibutuhkan oleh para peserta. Pelatihan ini juga dilaksanakan sebagai alternatif mata pencaharian dan kegiatan positif yang berfungsi untuk menekan kultivasi ganja dan menekan prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Gayo Lues," terang Fauzul.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gayo Lues, Sukri serta Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Asahan, Hazairin, menerangkan kedua wilayahnya tersebut sangat potensial dalam mengembangkan perikanan budi daya.
Sukri mengatakan di Kabupaten Gayo Lues, kaya akan sumber daya air, serta terdapat lima sungai besar yang mengalir pada wilayah Gayo Lues. Potensi perikanan Gayo Lues telah menjadikan perikanan budi daya sebagai andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Berbagai jenis ikan air tawar telah dikembangkan dan dibudidayakan di Gayo Lues di antaranya ikan mas, ikan mujair, ikan lele, ikan gabus, belut dan ikan jurung. Ikan jurung merupakan salah satu ikan yang bernilai tinggi di pasaran.
Selain harganya yang melambung tinggi di pasaran, lanjutnya, ikan jurung dinilai pula mempunyai prospek besar untuk menjadi penopang kesejahteraan masyarakat di Desa Lesten, Gayo Lues, dan daerah lainnya di Indonesia.
Disebutkan, selain dijual mentah, ikan jurung juga dikeringkan dengan cara disalai atau diasapkan, dengan harga jual mencapai Rp100 ribu per kilogram. Ikan jurung yang ukurannya mencapai 1 meter harganya bahkan dapat ditaksir mencapai Rp500 ribu - Rp1 juta per ekor.
Pelatihan itu dilaporkan diikuti 30 orang pembudi daya dan calon pembudi daya di Kabupaten Gayo Lues, dan 30 orang pelaku utama/pembudi daya di Kabupaten Asahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP I Nyoman Radiarta dalam rilis di Jakarta, Rabu, menyatakan pelatihan budi daya di Kabupaten Gayo Lues mendapat dukungan BNN agar masyarakat di daerah perbatasan yang rawan narkoba memiliki keahlian budi daya ikan guna menekan kultivasi dan prevalensi penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan itu, kata dia, juga untuk mendukung program prioritas KKP, khususnya terkait pengembangan kampung-kampung perikanan budi daya, baik air tawar, payau dan laut, yang berbasis pada kearifan lokal, di antaranya lele nila, kakap, dan rumput laut.
"Konsep pengembangan kampung perikanan budi daya dilakukan dengan mendorong berkembangnya usaha pembudidaya ikan dari hulu ke hilir, yang berdaya saing dan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta memposisikan masyarakat sebagai penggerak utama dalam pengolahan dan pemasaran dengan tujuan menjamin produk yang berkelanjutan," ucap Nyoman.
Menurut dia, upaya pengembangan SDM dapat dipandang sebagai unsur yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan program-program yang telah dicanangkan, oleh karenanya pelatihan ini merupakan sebuah terobosan yang dilaksanakan untuk pengembangan komoditas lokal.
"Tujuannya agar terbangun komunitas usaha yang dapat bersinergi mengembangkan produksi perikanan budi daya di daerah masing-masing," katanya.
Nyoman juga meminta penyuluh perikanan terus melaksanakan pendampingan teknis guna membangkitkan semangat pembudidaya dengan prinsip keberlanjutan.
Pada kesempatan itu Kepala BNN Kabupaten Gayo Lues, Fauzul Iman, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan pelatihan dalam menekan penyalahgunaan narkoba.
"Para peserta yang hadir pada saat ini seluruhnya memiliki kolam tapi tidak dapat menghasilkan ikan. Keahlian berbudi daya tentunya sangat dibutuhkan oleh para peserta. Pelatihan ini juga dilaksanakan sebagai alternatif mata pencaharian dan kegiatan positif yang berfungsi untuk menekan kultivasi ganja dan menekan prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Gayo Lues," terang Fauzul.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gayo Lues, Sukri serta Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Asahan, Hazairin, menerangkan kedua wilayahnya tersebut sangat potensial dalam mengembangkan perikanan budi daya.
Sukri mengatakan di Kabupaten Gayo Lues, kaya akan sumber daya air, serta terdapat lima sungai besar yang mengalir pada wilayah Gayo Lues. Potensi perikanan Gayo Lues telah menjadikan perikanan budi daya sebagai andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Berbagai jenis ikan air tawar telah dikembangkan dan dibudidayakan di Gayo Lues di antaranya ikan mas, ikan mujair, ikan lele, ikan gabus, belut dan ikan jurung. Ikan jurung merupakan salah satu ikan yang bernilai tinggi di pasaran.
Selain harganya yang melambung tinggi di pasaran, lanjutnya, ikan jurung dinilai pula mempunyai prospek besar untuk menjadi penopang kesejahteraan masyarakat di Desa Lesten, Gayo Lues, dan daerah lainnya di Indonesia.
Disebutkan, selain dijual mentah, ikan jurung juga dikeringkan dengan cara disalai atau diasapkan, dengan harga jual mencapai Rp100 ribu per kilogram. Ikan jurung yang ukurannya mencapai 1 meter harganya bahkan dapat ditaksir mencapai Rp500 ribu - Rp1 juta per ekor.
Pelatihan itu dilaporkan diikuti 30 orang pembudi daya dan calon pembudi daya di Kabupaten Gayo Lues, dan 30 orang pelaku utama/pembudi daya di Kabupaten Asahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022