Musirawas, Sumatera Selatan (Antara) - Warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji ukuran 12 kilogram, sehingga usaha rumah tangga dan rumah makan menggunakan bahan bakar kayu.

Meskipun ada jualan di warung-warung, harganya mencapai Rp110 ribu per tabung, sedangkan harga sebelumnya Rp95 per tabung, kata salah seorang warga di Kecamatan Muara kelinggi Wasman, Jumat.

Ia mengatakan, harga gas 12 kilogram itu cukup memberatkan bagi warga ekonomi menengah ke bawah apalagi usaha warung kecil-kecilan.

Pihaknya sudah mengambil alternatif menggunakan kayu bakar, namun resikonya agak repot dan lamban masaknya jika dibandingkan dengan gas elpiji.

Untuk harga gas tiga kilogram juga sudah naik menjadi Rp19 ribu dari sebelumnya Rp17 ribu per tabung, sedangkan stoknya juga kurang banyak.

"Kami mengharapkan kepada pemerintah daerah agar stok elpiji di tingkat kecamatan terpenuhi seperti sebelumnya, apalagi harga hasil perkebunan seperti karet saat ini anjlok menjadi Rp6.000 dari sebelumnya Rp8.000 per kilogram," ujarnya.

Hal senada juga dikeluhkan warga di Kecamatan Tugumulyo dan Kecamatan Merasi harga gas 12 kilogram mencapai Rp110  ribu-Rp115 ribu pertabung, sedangkan jarak dengan ibu kota Lubuklinggau sekitar 25 kilometer.

Ia mengatakan, jika harga terus seperti ini dan tidak mendapatkan perhatian pemerintah, maka bisa saja harga gas tersebut semakin melonjak lagi.

"Hargana akan terus meroket, bila tidak ada keseriusan pemerintah memperhatikan kami sebagai masarakat kecil sangat dirugikan," keluhnya.

Harga gas sekarang sudah tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau standar Harga Eceran Teritinggi (HET).

Kenikan harga gas itu, diperkirakan akibat kebijakan agen atau pengecer yang ingin meraup keuntungan besar, tapi menyulitkan masyarakat.

Contohnya, kata dia harga gas tiga kilogram tiba-tiba naik dengan sendirinya yakni mencapai Rp17 ribu dari sebelumnya Rp16.500 per tabung, sedangkan stok cukup, ujarnya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014