Bengkulu (Antara) - Para petani di Desa Lubukgedang Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko terpaksa membeli pupuk bersubsidi jenis ponska ke Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat, sebab tidak ada kios yang menjual pupuk tersebut di daerah mereka.

"Semua kios di wilayah Kecamatan Penarik tidak ada yang menjual ponska, sehingga kami terpaksa membeli ke Silaut, Sumatra Barat," kata Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Lubukgedang, Mustika di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan dalam empat bulan terakhir, petani di daerah itu sudah kesulitan mendapat pupuk jenis ponska.

Sementara areal persawahan di Irigasi Airmanjunto Kiri sudah ditanami padi dan saat ini berumur satu bulan.

"Masih ada yang belum memupuk padi, padahal setelah ditanam selama dua pekan biasanya harus dipupuk," ujarnya.

Untuk mendapatkan pupuk jenis ponska, petani kata dia harus mencari ke daerah Silaut Sumatra Barat yakni kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Lubukpinang, Mukomuko, Bengkulu.

Harga pupuk bersubsidi jenis ponska yang dibeli petani di daerah Silaut mencapai Rp170 ribu per karung, isi 50 kilogram.

"Normalnya kami beli di Lubukpinang Rp140 ribu per karung isi 50 kilogram, tapi terpaksa beli di Silaut meski lebih mahal, tapi padi tetap dipupuk," katanya.

Tidak hanya petani Desa Lubukgedang, namun petani Desa Renahkarya, Gani juga mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi jenis ponska.

"Ketika kami tanya ke pemilik kios pengecer pupuk bersubsidi, hanya disebut belum dikirim atau pupuk belum ada," katanya.

Sementara Ketua Kelompok Tani "Mekar Maju" Desa Lubukgedang, Maralengket mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi seluruh pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten Mukomuko.

Sebab, para petani, termasuk dalam kelompoknya sudah membuat Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebagai syarat bagi petani mendapatkan pupuk bersubsidi.

"Namun kenyataannya pupuk kosong, tidak ada jenis ponska. Kami tidak tahu dimana kekeliruannya, sementara saat ini sedang memasuki musim tanam," katanya.  (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014