Malang (Antara) - Para pengungsi korban erupsi Gunung Kelud dari Kecamatan Ngantang dan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang ditampung di Kota Batu, mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Koordinator kesehatan pengungsi di GOR Ganesha Kota Batu dr Santoso Budiarjo, Minggu, mengatakan, selama tiga hari, Jumat-Minggu (14-16/2) sudah ratusan pengungsi yang berobat ke Posko Kesehatan dan rata-rata menderita infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
"Penyebab ISPA yang diderita para pengungsi rata-rata akibat tebaran abu vulkanik Gunung Kelud. Sampai sejauh ini kondisi penderita ISPA masih cukup bagus karena langsung mendapatkan perawatan, sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Ia memperkirakan jumlah pengungsi yang terkena ISPA namun belum berobat ke Posko Kesehatan masih banyak, karena yang bersangkutan menganggapnya sebagai hal sepele. Oleh karena itu, koordinator di setiap posko titik pengungsian harus terus melakukan koordinasi dan sosialisasi sebagai bentuk pencegahan.
Koordinator tersebut, lanjutnya, yang harus aktif melakukan pemantauan dan penyisiran terhadap kondisi pengungsi. Jika ditemukan warga dengan gejala ISPA, harus segera diperiksakan ke posko.
Santoso mengemukakan secara umum kondisi pengungsi di sejumlah titik penampungan di Kota Batu cukup baik. Hanya serangan penyakit seperti flu, batuk atau ISPA yang sering dikeluhkan para pengungsi.
"Kami berupaya agar para pengungsi mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal agar kondisinya tetap terjaga, termasuk balita, anak-anak, lansia maupun bayi. Tidak hanya pelayanan kesehatan, kebutuhan lainnya juga kami upayakan terpenuhi, khususnya air bersih dan keperluan bayi, baik makanan, susu, pampers maupun pakaian," katanya, menambahkan.
Jumlah posko di Kota Batu terus bertambah seiring semakin banyaknya pengungsi yang sebelumnya ditempatkan di lokasi sementara dipindahkan ke tempat yang lebih nyaman.
Kalau sebelumnya hanya berada di pusat kota, seperti di GOR Ganesha, Kantor Kelurahan Sisir, Pesanggrahan dan Ngaglik serta beberapa gedung sekolah, sekarang sampai masuk ke Kecamatan Junrejo dan Bumiaji, bahkan hingga Karangploso.
Sementara pengungsi di penampungan sejumlah lokasi di Kecamatan Pujon juga banyak yang dipindahkan karena penghuninya melebihi kapasitas. Sejumlah gedung sekolah dijadikan posko pengungsian.
Jumlah pengungsi dari tiga kecamatan yang terdampak erupsi Genung Kelud, yakni Pujon, Kasembon dan Ngantang, Kabupaten Malang, mencapai lebih dari 25 ribu jiwa.
Lokasi pengungsi tersebar di sebagian wilayah Kasembon dan Pare (Kediri), serta Pujon dan Kota Batu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
Koordinator kesehatan pengungsi di GOR Ganesha Kota Batu dr Santoso Budiarjo, Minggu, mengatakan, selama tiga hari, Jumat-Minggu (14-16/2) sudah ratusan pengungsi yang berobat ke Posko Kesehatan dan rata-rata menderita infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA).
"Penyebab ISPA yang diderita para pengungsi rata-rata akibat tebaran abu vulkanik Gunung Kelud. Sampai sejauh ini kondisi penderita ISPA masih cukup bagus karena langsung mendapatkan perawatan, sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Ia memperkirakan jumlah pengungsi yang terkena ISPA namun belum berobat ke Posko Kesehatan masih banyak, karena yang bersangkutan menganggapnya sebagai hal sepele. Oleh karena itu, koordinator di setiap posko titik pengungsian harus terus melakukan koordinasi dan sosialisasi sebagai bentuk pencegahan.
Koordinator tersebut, lanjutnya, yang harus aktif melakukan pemantauan dan penyisiran terhadap kondisi pengungsi. Jika ditemukan warga dengan gejala ISPA, harus segera diperiksakan ke posko.
Santoso mengemukakan secara umum kondisi pengungsi di sejumlah titik penampungan di Kota Batu cukup baik. Hanya serangan penyakit seperti flu, batuk atau ISPA yang sering dikeluhkan para pengungsi.
"Kami berupaya agar para pengungsi mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal agar kondisinya tetap terjaga, termasuk balita, anak-anak, lansia maupun bayi. Tidak hanya pelayanan kesehatan, kebutuhan lainnya juga kami upayakan terpenuhi, khususnya air bersih dan keperluan bayi, baik makanan, susu, pampers maupun pakaian," katanya, menambahkan.
Jumlah posko di Kota Batu terus bertambah seiring semakin banyaknya pengungsi yang sebelumnya ditempatkan di lokasi sementara dipindahkan ke tempat yang lebih nyaman.
Kalau sebelumnya hanya berada di pusat kota, seperti di GOR Ganesha, Kantor Kelurahan Sisir, Pesanggrahan dan Ngaglik serta beberapa gedung sekolah, sekarang sampai masuk ke Kecamatan Junrejo dan Bumiaji, bahkan hingga Karangploso.
Sementara pengungsi di penampungan sejumlah lokasi di Kecamatan Pujon juga banyak yang dipindahkan karena penghuninya melebihi kapasitas. Sejumlah gedung sekolah dijadikan posko pengungsian.
Jumlah pengungsi dari tiga kecamatan yang terdampak erupsi Genung Kelud, yakni Pujon, Kasembon dan Ngantang, Kabupaten Malang, mencapai lebih dari 25 ribu jiwa.
Lokasi pengungsi tersebar di sebagian wilayah Kasembon dan Pare (Kediri), serta Pujon dan Kota Batu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014