Lampung Tengah (Antara) - Sejumlah bus antarkota dalam provinsi trayek Waykanan-Bandarlampung hanya melayani penumpang hingga wilayah Kabupaten Lampung Tengah.
Setelah itu, bus menurunkan penumpangnya di tengah perjalanan untuk menghindari kemacetan, menyusul kerusakan jembatan di Terbanggi Besar.
Sejumlah kondektur bus antarkota dalam provinsi (AKDP) Waykanan itu, Minggu, menyarankan penumpang untuk berganti kendaraan di wilayah Kabupaten Lampung Tengah agar mereka tidak terjebak kemacetan pada jalur alternatif yang diatur oleh pihak berwenang.
Sejumlah kondektur mengaku, hal tersebut merupakan pilihan yang realistis agar dapat menghindari kemacetan panjang dan berjam-jam yang biasa terjadi.
Umumnya para penumpang atau pengguna jasa bus AKDP itu menyatakan bisa memahami alasan untuk menghindari kemacetan, sehingga mereka terpaksa diturunkan di tengah jalan.
Jembatan Terbanggi Besar di Kabupaten Lampung Tengah pada Rabu pekan ini sekitar pukul 05.00 WIB amblas.
Sejumlah warga mengatakan, amblasnya jembatan yang dibangun pada tahun 1950 itu terjadi setelah dilewati truk pengangkut batu bara.
Namun adapula warga yang menyatakan hal itu terjadi karena faktor usia jembatan yang sudah lama (tua) serta akibat kondisi cuaca buruk sebelumnya, dengan hujan turun selama sekitar dua minggu sehingga membuat air sungai naik menggerus kontruksi jembatan.
Dampak jembatan amblas tersebut, menjadikan jembatan itu hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
Kondisi tersebut menimbulkan kemacetan arus lalu-lintas kendaraan sampai berjam-jam setiap hari di jalur alternatif.
Akibatnya, terdapat pihak-pihak yang justru mengambil keuntungan pribadi, serta berdampak ongkos transportasi menjadi bertambah.
"Tadi sopir dari Bandarlampung memberikan petugas yang membuka tutup jembatan untuk menjemput penumpang agar berganti bus AKDP dari arah Waykanan sebesar Rp50 ribu," ujar Herwansyah, warga Lampung Utara.
Ia menuturkan, ongkos bus dari Simpang Propau Lampung Utara sampai Bandarlampung untuk bis AKDP ber-AC normalnya Rp18 ribu, sekarang dari Simpang Propau hingga Terbanggi Besar ongkosnya mencapai Rp10 ribu, lalu Terbanggi Besar-Bandarlampung Rp15 ribu atau terjadi kenaikan Rp7 ribu dari biasanya.
"Ongkos dari Waykanan sampai Terbanggi Besar sekarang Rp40 ribu, lalu Terbanggi Besar-Bandarlampung jadi Rp15 ribu. Padahal tarif normal Waykanan-Bandarlampung sebelum jembatan rusak Rp45 ribu untuk bus AKDP ber-AC," kata Dian, warga Waykanan.
Sejumlah warga setempat berharap perbaikan jembatan yang rusak itu dapat segera dilakukan supaya tidak terjadi lagi kemacetan yang berdampak biaya transportasi bertambah tinggi dan adanya pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi.
"Jika pemerintah serius, seharusnya jembatan yang merupakan urat nadi perokonomian Lampung tersebut segera diperbaiki, dan dapat dikerjakan siang malam supaya segera difungsikan lagi," kata Dian. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
Setelah itu, bus menurunkan penumpangnya di tengah perjalanan untuk menghindari kemacetan, menyusul kerusakan jembatan di Terbanggi Besar.
Sejumlah kondektur bus antarkota dalam provinsi (AKDP) Waykanan itu, Minggu, menyarankan penumpang untuk berganti kendaraan di wilayah Kabupaten Lampung Tengah agar mereka tidak terjebak kemacetan pada jalur alternatif yang diatur oleh pihak berwenang.
Sejumlah kondektur mengaku, hal tersebut merupakan pilihan yang realistis agar dapat menghindari kemacetan panjang dan berjam-jam yang biasa terjadi.
Umumnya para penumpang atau pengguna jasa bus AKDP itu menyatakan bisa memahami alasan untuk menghindari kemacetan, sehingga mereka terpaksa diturunkan di tengah jalan.
Jembatan Terbanggi Besar di Kabupaten Lampung Tengah pada Rabu pekan ini sekitar pukul 05.00 WIB amblas.
Sejumlah warga mengatakan, amblasnya jembatan yang dibangun pada tahun 1950 itu terjadi setelah dilewati truk pengangkut batu bara.
Namun adapula warga yang menyatakan hal itu terjadi karena faktor usia jembatan yang sudah lama (tua) serta akibat kondisi cuaca buruk sebelumnya, dengan hujan turun selama sekitar dua minggu sehingga membuat air sungai naik menggerus kontruksi jembatan.
Dampak jembatan amblas tersebut, menjadikan jembatan itu hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
Kondisi tersebut menimbulkan kemacetan arus lalu-lintas kendaraan sampai berjam-jam setiap hari di jalur alternatif.
Akibatnya, terdapat pihak-pihak yang justru mengambil keuntungan pribadi, serta berdampak ongkos transportasi menjadi bertambah.
"Tadi sopir dari Bandarlampung memberikan petugas yang membuka tutup jembatan untuk menjemput penumpang agar berganti bus AKDP dari arah Waykanan sebesar Rp50 ribu," ujar Herwansyah, warga Lampung Utara.
Ia menuturkan, ongkos bus dari Simpang Propau Lampung Utara sampai Bandarlampung untuk bis AKDP ber-AC normalnya Rp18 ribu, sekarang dari Simpang Propau hingga Terbanggi Besar ongkosnya mencapai Rp10 ribu, lalu Terbanggi Besar-Bandarlampung Rp15 ribu atau terjadi kenaikan Rp7 ribu dari biasanya.
"Ongkos dari Waykanan sampai Terbanggi Besar sekarang Rp40 ribu, lalu Terbanggi Besar-Bandarlampung jadi Rp15 ribu. Padahal tarif normal Waykanan-Bandarlampung sebelum jembatan rusak Rp45 ribu untuk bus AKDP ber-AC," kata Dian, warga Waykanan.
Sejumlah warga setempat berharap perbaikan jembatan yang rusak itu dapat segera dilakukan supaya tidak terjadi lagi kemacetan yang berdampak biaya transportasi bertambah tinggi dan adanya pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi.
"Jika pemerintah serius, seharusnya jembatan yang merupakan urat nadi perokonomian Lampung tersebut segera diperbaiki, dan dapat dikerjakan siang malam supaya segera difungsikan lagi," kata Dian. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014