Bengkulu (Antara-IPKB) - Hingga 2013 di Bengkulu terdapat ratusan pusat informasi konseling remaja (PIK-R) yang tersebar disejumlah daerah kabupaten. Keberadaan lembaga nonformal itu guna memberikan pengetahuan bagi remaja dalam penyiapan kehidupan berkeluarga.
PIK Remaja merupakan lembaga nonformal yang dapat dijadikan wadah pembinaan dan pembangunan generasi muda untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang, kata Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bengkulu Adharsya di kantornya awal Maret 2014.
Ia mengatakan, pentingnya lembaga tersebut mengingat derasnya arus informasi yang masuk memengaruhi perilaku remaja.
“Di tengah arus era globalisasi sekarang ini remaja sangat rentan terhadap pergaulan bebas, narkoba, dan HIV/AIDS. Itu sebabnya, para remaja perlu mendapat bimbingan, informasi, dan edukasi yang positif agar terhindar dari ekses-ekses negatif tersebut,†ujarnya.
Berdasarkan rekapitulasi BKKBN Bengkulu, jumlah PIK-R di daerah itu sebanyak 399 kelompok dengan beberapa tahapan, Kelompok remaja yang tergabung dalam PIK sebanya itu terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 34, Bengkulu Selatan 56, Rejang Lebong 89 kelompok.
Sementara daerah kabupaten lainnya, seperti kota Bengkulu juga terdapat kelompok pusat konseling remaja sebanyak 75, mukomuko 23 Kabupaten Kaur 35 kelompok. Dan Untuk Kabupaten Seluma mencapai 36 kelompok, Kepahiang dan Lebong masing-masing 15 kelompok serta Kabupaten Bengkulu Tengah terdapat sebanyak 21 kelompok.
Sedangkan dari tahapannya terdapat PIK-R tahap tumbuh sebanyak 299, tahap tegak 66 dan sebanyak 34 kelompok pada tahap tegar,"kata Adharsya.
PIK juga memberikan konseling untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Ia menilai, pengetahuan remaja terhadap kespro masih rendah.
Hasil SDKI 2012, menyebutkan remaja wanita yang tidak mengetahui tentang perubahan fisik saat pubertas sebesar 20,4 persen dan laki-laki 10,8 persen.Ironisnya, hal tersebut terjadi pada remaja kelompok umur 20-24 tahun.
Perlunya lembaga konseling bagi remaja, mengingat wadah itu amat tepat sebab dari SDKI juga menyebutkan, remaja mendiskusikan tentang kespro lebih banyak kepada teman sebesar 52,8 persen, sedangkan diskusi kepada ibu sebesar 40,5 dan ayah hanya 0,8 persen.
Terhadap hubungan seksual pranikah, remaja wanita kelompok umur 15-19 tahun sebesar 1,0 persen menyetujui seks pranikah dan remaja pria 1,4 persen, sedangkan terhadap kelompok umur 20-24 tahun remaja pria menyetujui seks pranikah sebesar 9,1 persen, wanita 4,8 persen.(rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
PIK Remaja merupakan lembaga nonformal yang dapat dijadikan wadah pembinaan dan pembangunan generasi muda untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang, kata Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bengkulu Adharsya di kantornya awal Maret 2014.
Ia mengatakan, pentingnya lembaga tersebut mengingat derasnya arus informasi yang masuk memengaruhi perilaku remaja.
“Di tengah arus era globalisasi sekarang ini remaja sangat rentan terhadap pergaulan bebas, narkoba, dan HIV/AIDS. Itu sebabnya, para remaja perlu mendapat bimbingan, informasi, dan edukasi yang positif agar terhindar dari ekses-ekses negatif tersebut,†ujarnya.
Berdasarkan rekapitulasi BKKBN Bengkulu, jumlah PIK-R di daerah itu sebanyak 399 kelompok dengan beberapa tahapan, Kelompok remaja yang tergabung dalam PIK sebanya itu terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 34, Bengkulu Selatan 56, Rejang Lebong 89 kelompok.
Sementara daerah kabupaten lainnya, seperti kota Bengkulu juga terdapat kelompok pusat konseling remaja sebanyak 75, mukomuko 23 Kabupaten Kaur 35 kelompok. Dan Untuk Kabupaten Seluma mencapai 36 kelompok, Kepahiang dan Lebong masing-masing 15 kelompok serta Kabupaten Bengkulu Tengah terdapat sebanyak 21 kelompok.
Sedangkan dari tahapannya terdapat PIK-R tahap tumbuh sebanyak 299, tahap tegak 66 dan sebanyak 34 kelompok pada tahap tegar,"kata Adharsya.
PIK juga memberikan konseling untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Ia menilai, pengetahuan remaja terhadap kespro masih rendah.
Hasil SDKI 2012, menyebutkan remaja wanita yang tidak mengetahui tentang perubahan fisik saat pubertas sebesar 20,4 persen dan laki-laki 10,8 persen.Ironisnya, hal tersebut terjadi pada remaja kelompok umur 20-24 tahun.
Perlunya lembaga konseling bagi remaja, mengingat wadah itu amat tepat sebab dari SDKI juga menyebutkan, remaja mendiskusikan tentang kespro lebih banyak kepada teman sebesar 52,8 persen, sedangkan diskusi kepada ibu sebesar 40,5 dan ayah hanya 0,8 persen.
Terhadap hubungan seksual pranikah, remaja wanita kelompok umur 15-19 tahun sebesar 1,0 persen menyetujui seks pranikah dan remaja pria 1,4 persen, sedangkan terhadap kelompok umur 20-24 tahun remaja pria menyetujui seks pranikah sebesar 9,1 persen, wanita 4,8 persen.(rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014