Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani kol di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, mengeluhkan merebaknya hama ulat gantung yang kini menyerang tanaman mereka, sehingga kualitasnya rendah meski harganya sedang naik.

"Mutu buah kol yang dihasilkan menjadi sangat rendah akibat banyak yang rusak terserang hama ulat gantung. Hama ini menyerang tanaman kol di bagian kulit sehingga buahnya yang dihasilkan kualitasnya jelek," kata Sumarno (30) petani kol di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Selasa.

Serangan ulat gantung itu, kata dia, terjadi sejak kol baru ditanam dan lama kelamaan hama berkembang biak menyebar ke semua area budidaya.

Kendati petani sudah melakukan penyemprotan, namun ulat ini kembali menyerang tanaman jika upaya pembasiannya tidak tepat sasaran.

Serangan hama itu, membuat produksi sayuran tersebut berkurang, karena setiap buah yang dihasilkan harus dikupas sampai kulit buah yang rusak habis sehingga bobot per bijinya berkurang.

Sementara itu menurut Sobirin (43) salah seorang pedagang pengumpul sayuran di jalan lintas Curup - Lubuklinggau, saat ini harga jual buah kol per kilogramnya mencapai Rp3.000 hingga Rp3.500. Harga ini mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya berkisar Rp2.000 sampai 2.500 per kg.

"Harga sayuran umumnya naik semua. Ini dikarenakan sedikitnya pasokan dari petani akibat pengaruh musim kemarau maupun tanaman sayuran yang diserang hama panykit," ujarnya.

Selain kol jenis sayuran lainnya yang harganya di tingkat pengumpul mengalami kenaikan, kata dia, di antaranya wortel mencapai Rp5.000 per kg, kembang kol Rp12.500 per kg, terong Rp5.000 per kg, kemudian kacang panjang sekitar Rp6.500 per kg dan tomat Rp3.000 per kg.

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014