Rejanglebong (Antara) - Nelly Syahwani, calon anggota legislatif utusan partai Nasional Demokrat dapil satu Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, menjanjikan perubahan nasib kaum wanita tani di daerah itu.

Wanita kelahiran Curup, 1960, saat ditemui ANTARA, Senin (10/3) mengatakan, nasib kaum wanita tani di daerah ini sangat memprihatinkan. Kaum tani bekerja ekstra baik di ladang maupun dalam mengurusi rumah tangganya. Kemiskinan dan tidak layaknya pendapatan membuat kaum hawa di daerah itu nasibnya semakin terpuruk.

"Kaum wanita tani bekerja lebih berat ketimbang kaum laki, mereka bekerja hampir 24 jam. Di ladang mereka bekerja layaknya laki-laki seperti mencangkul, merumput, menyemprot hama penyakit hingga melakukan pemeliharaan ladang. Nasib mereka semakin terpuruk manakala hasil yang didapat dari kebun tidak mencukupi kebutuhan keluarga mereka, sehingga kerja keras yang dilakukan tidak seimbang," ujarnya dengan nada prihatin.

Untuk itu dia bertekad jika nantinya terpilih akan memperjuangkan aspirasi kaum wanita tani yang sebagian besar hidupnya di bawah garis kemiskinan melalui program pemberdayaan perempuan di bidang perekonomian, pemberian pelatihan kerja, kursus bidang industri rumah tangga hingga pemberian modal maupun peralatan dalam mendukung usaha rumah tangga.

"Dengan adanya pendapatan yang memadai kalangan petani bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan lebih maju dengan terpenuhinya kebutuhan pokok dan juga bisa menyekolahkan anak-anak mereka layaknya anak-anak dari kalangan lainnya," katanya.

Wanita yang telah dikaruniai lima anak buah dari pernikahannya dengan almarhum Kamal (55) yang telah meninggal dunia 12 tahun lalu itu selain aktif di Parpol juga menjabat sebagai ketua pengajian Al Hikmah Desa Simpang Suban, Kecamatan Curup Timur dan juga sebagai ketua kelompok wanita tani (KWT) Rahayu, Kelurahan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur, mencoba tampil kembali di panggung politik dengan harapan nantinya bisa memperjuangkan nasib kaum wanita tani dan kalangan petani umumnya di parlemen daerah itu.

Sejauh ini perhatian pemerintah daerah maupun pihak legislatif di daerah itu terhadap kaum petani khususnya wanita tani kata dia, masih sangat minim. Kaum tani hanya diperhatikan saat akan ada hajatan politik seperti pemilihan kepala daerah maupun saat akan Pemilu saja, tidak heran jika banyak kalangan petani setempat yang berpandangan pesimis terhadap pelaksanaan pesta demokrasi di daerah itu karena mereka hanya dijadikan objek sementara saja. Setelah mereka duduk atau menjabat jabatan politik mereka tidak ingat lagi dengan para pemilihnya.

Untuk itu wanita tamatan SMEA Negeri Curup 1981 ini berharap, agar pelaksanaan Pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang dapat berjalan lancar tanpa ada kecurangan-kecurangan maupun politik uang yang dilakukan oknum-oknum caleg tertentu yang nantinya dapat merusak nilai-nilai demokrasi.

"Harapan lainnya ya bisa terpilih menjadi anggota dewan, sehingga bisa memperjuangkan nasib petani khususnya wanita tani yang keberadaannya di Rejanglebong profesi terbesar masyarakat. Untuk yang lainnya saya juga berharap agar para politisi lelaki dapat menghargai politisi perempuan sehingga semena-mena dan memandang remeh perempuan, karena perempuan juga bisa maju dan sudah terbukti banyak perempuan yang memegang jabatan tertentu," akunya.

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014