Bengkulu, (Antara) - Calon legislatif perempuan dari Partai Gerindra Kota Bengkulu, Rafika menginginkan adanya perbaikan pendidikan bagi buruh.
"Di tempat saya tinggal, sudah dekat berbatasan dengan kabupaten lain, jauh dari pusat kota, di daerah ini pada umumnya masyarakat bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Pulau Baai, maupun buruh tani, dan mereka banyak yang putus sekolah," kata dia di Bengkulu, Rabu.
Menurutnya, para buruh mengecap pendidikan paling tinggi hanya pada sekolah menengah pertama dan bahkan pada umumnya tidak tamat pendidikan dasar.
Oleh karena keterbatasan pendidikan tersebut menurut dia, berdampak kepada kreativitas masyarakat setempat dan berakibat pada kesulitan perekonomian.
"Para buruh harus mendapatkan keterampilan untuk memperbaiki perekonomian mereka, karena jika tetap tidak sejahtera, ini berimbas kepada anak mereka yang juga ikut putus sekolah, hingga akhirnya menjadi buruh, sama seperti orang tua mereka," kata Rafika.
Perempuan yang juga merupakan anak dari seorang pejuang veteran Bengkulu, Mayor Nawawi Manaf tersebut mengungkapkan sektor paling penting yang harus disentuh adalah pendidikan.
"Orang tua saya berjuang bela negara demi kemerdekaan, saya ingin mewarisi semangat juangnya itu, dalam bentuk peningkatan kualitas pendidikan," katanya.
Lebih lanjut perempuan yang dikaruniai tiga orang putri tersebut memaparkan, dengan perbaikan pendidikan, otomatis juga akan memperbaiki kesehatan masyarakat.
"Jika buruh atau anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan penghasilan yang baik, asupan gizi keluarga juga akan membaik dan berdampak baik pada kesehatan," katanya.
Perempuan yang baru berumur 31 tahun itu mengatakan terdapat sekitar 4.000 buruh yang berada pada dua kecamatan daerah pemilihan dirinya.
"Dari data yang coba saya kumpulkan itu, sebanyak 65 persen buruh adalah kaum perempuan, dan 25 persen merupakan orang tua tunggal dari anak-anak mereka," katanya.
Dia berharap, jalan yang ia tempuh dengan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Kota Bengkulu menjadi sebuah solusi untuk mengakomodasi aspirasi buruh terutama perempuan.
"Selain itu, saya berharap ini juga menjadi motivasi bagi kaum perempuan lainnya, perempuan juga punya kapasitas dalam berpolitik," ujarnya
***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Di tempat saya tinggal, sudah dekat berbatasan dengan kabupaten lain, jauh dari pusat kota, di daerah ini pada umumnya masyarakat bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Pulau Baai, maupun buruh tani, dan mereka banyak yang putus sekolah," kata dia di Bengkulu, Rabu.
Menurutnya, para buruh mengecap pendidikan paling tinggi hanya pada sekolah menengah pertama dan bahkan pada umumnya tidak tamat pendidikan dasar.
Oleh karena keterbatasan pendidikan tersebut menurut dia, berdampak kepada kreativitas masyarakat setempat dan berakibat pada kesulitan perekonomian.
"Para buruh harus mendapatkan keterampilan untuk memperbaiki perekonomian mereka, karena jika tetap tidak sejahtera, ini berimbas kepada anak mereka yang juga ikut putus sekolah, hingga akhirnya menjadi buruh, sama seperti orang tua mereka," kata Rafika.
Perempuan yang juga merupakan anak dari seorang pejuang veteran Bengkulu, Mayor Nawawi Manaf tersebut mengungkapkan sektor paling penting yang harus disentuh adalah pendidikan.
"Orang tua saya berjuang bela negara demi kemerdekaan, saya ingin mewarisi semangat juangnya itu, dalam bentuk peningkatan kualitas pendidikan," katanya.
Lebih lanjut perempuan yang dikaruniai tiga orang putri tersebut memaparkan, dengan perbaikan pendidikan, otomatis juga akan memperbaiki kesehatan masyarakat.
"Jika buruh atau anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan penghasilan yang baik, asupan gizi keluarga juga akan membaik dan berdampak baik pada kesehatan," katanya.
Perempuan yang baru berumur 31 tahun itu mengatakan terdapat sekitar 4.000 buruh yang berada pada dua kecamatan daerah pemilihan dirinya.
"Dari data yang coba saya kumpulkan itu, sebanyak 65 persen buruh adalah kaum perempuan, dan 25 persen merupakan orang tua tunggal dari anak-anak mereka," katanya.
Dia berharap, jalan yang ia tempuh dengan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Kota Bengkulu menjadi sebuah solusi untuk mengakomodasi aspirasi buruh terutama perempuan.
"Selain itu, saya berharap ini juga menjadi motivasi bagi kaum perempuan lainnya, perempuan juga punya kapasitas dalam berpolitik," ujarnya
***1***
Editor : Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014