Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani daun bawang di Kecamatan Selupurejang, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, mengeluhkan adanya serangan hama penyakit yang belum diketahui namanya yang mereka sebut "mutung daun".

"Kalau petani menyebut penyakit ini mutung daun, kalau istilah pertaniannya kami tidak tahu karena belum ada petugas pertanian yang memeriksanya, jadi belum tahu apa namanya. Tanda-tanda tanaman yang terkena penyakit ini adanya bercak-bercak putih di ujung daun kemudian lama-kelamaan akan sampai kebagian bawah seterusnya menyebabkan tanaman mati," kata Tugiono (50) petani daun bawang di kawasan Desa Karangjaya, Kecamatan Selupurejang Jumat.

Tanaman yang terserang itu kata dia, rata-rata yang sudah berumur satu bulan atau menjelang panen. Tanaman yang terkena biasanya jika tidak cepat dipanen akan mati, ini terlihat saat dicabut maka akan terlihat akar tanamannya berserabut kecil dengan warna pucat sedangkan tanaman yang sehat akar serabutnya lebih besar dan berwarna putih bersih.

Adanya serangan hama atau penyakit tersebut telah menurunkan pendapatan keluarganya, karena mereka harus membeli benih, obat-obatan pertanian, pupuk kandang dengan keseluruhan mencapai 30 karung, pupuk Phonska enam zak, upah pengolahan lahan, upah tanam serta sewa lahan yang mereka olah seluas 1.600 meter persegi atau ukuran empat patok yang per patoknya Rp400 ribu per tahun.

Jika musim panen lagi normal tanpa serangan hama penyakit yang dilakukan saat tanaman berumur 60 hari, mereka bisa memanen 5-6 ton daun bawang segar per patok atau mencapai 20 ton secara keseluruhan, namun akibat adanya serangan penyakit belakangan hasil panen mereka turun drastis dan paling banyak empat ton secara keseluruhan atau satu ton per patok.

"Saat ini harga daun bawang di tingkatan petani Rp3.500 per kilogram, harga ini masih agak tinggi walaupun sebulan lalu sempat sampai Rp4.500 per kilonya. Walau harganya tinggi tapi hasil panennya sedikit jadi sama saja. Penyakit ini muncul sejak dua tahun belakangan tapi sampai sekarang belum ada petugas terkait yang menangani penyakit ini sehingga hama penyakitnya terus ada," timpal Masturi (28) anak sulung Tugiono.

Untuk itu dia berharap pihak dinas terkait dapat membantu mereka mengatasi serangan hama penyakit daun bawang di desa mereka itu supaya bisa menaikkan hasil produksi dan terpenting lagi ialah meningkatkan pendapatan mereka yang saat ini hanya berkisar Rp2 juta per panen (60 hari) atau rata-rata Rp1 juta per bulan.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014