Rejanglebong,  (Antara) - Sulikah (45) caleg perempuan nomor urut tiga dari partai Gerindra Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, jika terpilih menjadi anggota dewan setempat akan mengubah kehidupan petani di daerah itu.

"Misi saya adalah menjadi warga negara yang baik, dan ingin mengangkat harkat dan martabat petani terutama kaum wanitanya. Selama ini kehidupan petani dan wanita tani kehidupannya masih memprihatinkan dan sering menjadi korban KDRT dalam rumah tangganya masing-masing," kata wanita yang kesehariannya berprofesi sebagai petani sayuran itu saat ditemui di rumahnya yang terletak di kaki gunung api Bukit Kaba, Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang.

Isteri dari Masmur (50) ini tertarik terjun ke dunia politik lantaran prihatin dengan kehidupan masyarakat desa yang masih hidup di bawah garis kemiskinan sehingga harus diperjuangkan agar kehidupan mereka akan lebih baik lagi melalui program-program pembangunan yang menyentuh kepentingan masyarakat kecil seperti pemberdayaan UKM, pemberian bantuan modal usaha maupun pemberian keterampilan kerja.

Selain itu program lainnya yang tidak kalah pentingnya kata dia, ialah pelayanan kesehatan yang murah serta pendidikan gratis. Selama ini banyak warga yang mengeluhkan mahalnya biaya berobat serta biaya pendidikan yang tinggi, walaupun untuk SPP per bulannya para murid tidak dikenakan biaya tetapi mereka masih harus membeli buku dan sumbangan lainnya.

"Untuk keterampilan kerja ini juga harus diperhatikan, di desa ini saja sudah banyak anak-anak yang lulus S-1 dan ada juga yang S-2 tapi mereka menganggur, pada hal jika mereka ada keterampilan kerja tentunya mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan di desa," kata dia.

Perempuan kelahiran 4 April 1969 yang sudah dikaruniai tiga orang anak ini, mengaku tidak gentar melawan para caleg lainnya di daerah pemilihan (dapil) Rejanglebong empat yang meliputi Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi dan Sindang Dataran, kendati dirinya baru pertama kali terjun ke politik.

Berbekal dengan pengalaman organisasi yang selama ini diikutinya seperti pengajian, PKK, posyandu, tenaga konsultasi KDRT, tamatan SMEA negeri Curup Timur angkatan 1987 ini secara rutin kampanye dari rumah ke rumah di Desa Sumber Urip maupun desa lainnya.

Sementara itu suaminya Masmur (50) mengatakan, dirinya mendukung sepenuhnya langkah istrinya terjun ke dunia politik, dan menganggap semua keadaan bisa saja berubah asal ditekuni atau dilakukan dengan sungguh-sungguh.

"Selama ini kita mendukung orang terus untuk maju, kali ini biar kita pula yang maju. Soal kalah dan menang itu urusan nanti, yang penting kaum wanita dari Sumber Urip ini sudah berani tampil sehingga ke depannya tidak kaget lagi," ujarnya.***3***


Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014