Banjarmasin (ANTARA Bengkulu) - Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA DR H Ahmad Mukhlis Yusuf menyatakan, ANTARA, TVRI dan RRI harus bersatu untuk memperbanyak informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya yang berada di daerah perbatasan.
"Informasi dari negara tetangga tidak bisa kita tangkal, karena kemajuan ilmu dan teknologi tidak bisa dibatasi," kata Dirut Perum LKBN ANTARA pada dialog interaktif "Merah Putih" atas kerja sama LKBN ANTARA TVRI dan RRI di Stasiun RRI Banjarmasin, Minggu.
Dengan bersinerginya tiga lembaga tersebut diharapkan masyarakat diperbatasan dapat lebih sering mendapatkan informasi yang bermanfaat dalam menjaga kerangka kesatuan wilayah NKRI.
"Saudara-saudara kita diperbatasan harus sering kita sapa, melalui jaringan frekwensi radio atau informasi lainnya agar merasa dicintai dan diperhatikan," pinta Dirut LKBN ANTARA.
Mereka harus banyak disuguhi informasi pendidikan yang membangun semangat berkebangsaan dan cinta tanah air Indonesia, sehingga tidak mudah tergoda oleh informasi dari negara tentangga.
Tiga media negara Indonesia tersebut juga harus mampu membangun opini publik di perbatasan.
Untuk mendukung semuanya itu, terutama RRI harus didukung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.
Pemerintah pusat dan daerah itu harus mengagendakan dana lebih untuk membangun infrastruktur jaringan frekunsi radio.
Urusan agenda bukan hanya urusan internet, radio atau televisi, lebih dari itu, ini urusan informasi pendidikan dan NKRI.
"Manakala frekuensinya baik dan kuat, informasi yang diterima di daerah perbatasan juga lebih jelas dan enak dengar," kata Mukhlis menyikapi keluhan warga Kabupaten Balangan, Kalsel tentang frekuensi radio pemerintah yang sulit diakses.
Dia menjelaskan, Indonesia adalah negara yang kuat, di mana setelah dihantam krisis ekonomi 1998, dan 2008 langsung bangkit meski masih perlu waktu.
Indonesia juga negara yang ditakuti oleh negara-negara maju, meski memiliki pesawat skuadron pesawat tempur F-16 lebih sedikit dari negara-negara maju lainnya.
Masyarakat di perbatasan harus mengetahui betapa keras usaha pemerintah untuk mengangkat derajat masyarakatnya, dengan mengalokasikan dana pendidikan lebih dari 20 persen, begitu juga dengan bidang-bidang yang lainnya.
LKBN ANTARA, TVRI dan RRI harus mampu menjadi media pemersatu bangsa, terutama NKRI dan terdepan untuk di daerah perbatasan.
ANTARA masuk platform teknologi informasi gadget dan portal, konten Antara.
"Hanya saja lemabga media tersebut harus bisa meramu bahasa yang lebih gaul dalam tampilan "Merah Putih", negara harus berterimakasih kepada rakyat," ujarnya. (I022/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Informasi dari negara tetangga tidak bisa kita tangkal, karena kemajuan ilmu dan teknologi tidak bisa dibatasi," kata Dirut Perum LKBN ANTARA pada dialog interaktif "Merah Putih" atas kerja sama LKBN ANTARA TVRI dan RRI di Stasiun RRI Banjarmasin, Minggu.
Dengan bersinerginya tiga lembaga tersebut diharapkan masyarakat diperbatasan dapat lebih sering mendapatkan informasi yang bermanfaat dalam menjaga kerangka kesatuan wilayah NKRI.
"Saudara-saudara kita diperbatasan harus sering kita sapa, melalui jaringan frekwensi radio atau informasi lainnya agar merasa dicintai dan diperhatikan," pinta Dirut LKBN ANTARA.
Mereka harus banyak disuguhi informasi pendidikan yang membangun semangat berkebangsaan dan cinta tanah air Indonesia, sehingga tidak mudah tergoda oleh informasi dari negara tentangga.
Tiga media negara Indonesia tersebut juga harus mampu membangun opini publik di perbatasan.
Untuk mendukung semuanya itu, terutama RRI harus didukung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.
Pemerintah pusat dan daerah itu harus mengagendakan dana lebih untuk membangun infrastruktur jaringan frekunsi radio.
Urusan agenda bukan hanya urusan internet, radio atau televisi, lebih dari itu, ini urusan informasi pendidikan dan NKRI.
"Manakala frekuensinya baik dan kuat, informasi yang diterima di daerah perbatasan juga lebih jelas dan enak dengar," kata Mukhlis menyikapi keluhan warga Kabupaten Balangan, Kalsel tentang frekuensi radio pemerintah yang sulit diakses.
Dia menjelaskan, Indonesia adalah negara yang kuat, di mana setelah dihantam krisis ekonomi 1998, dan 2008 langsung bangkit meski masih perlu waktu.
Indonesia juga negara yang ditakuti oleh negara-negara maju, meski memiliki pesawat skuadron pesawat tempur F-16 lebih sedikit dari negara-negara maju lainnya.
Masyarakat di perbatasan harus mengetahui betapa keras usaha pemerintah untuk mengangkat derajat masyarakatnya, dengan mengalokasikan dana pendidikan lebih dari 20 persen, begitu juga dengan bidang-bidang yang lainnya.
LKBN ANTARA, TVRI dan RRI harus mampu menjadi media pemersatu bangsa, terutama NKRI dan terdepan untuk di daerah perbatasan.
ANTARA masuk platform teknologi informasi gadget dan portal, konten Antara.
"Hanya saja lemabga media tersebut harus bisa meramu bahasa yang lebih gaul dalam tampilan "Merah Putih", negara harus berterimakasih kepada rakyat," ujarnya. (I022/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012