Rejanglebong,  (Antara) - Keberadaan sekolah luar biasa negeri (SLBN) Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini minim perhatian dari pemerintah daerah setempat.

"Sekolah ini masih mengandalkan bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu dan pemerintah pusat, sedangkan bantuan dari Pemkab Rejanglebong sangat minim, kalau pun ada bantuan biasanya diberikan setelah kami mengajukan proposal permintaan bantuan dana untuk suatu kegiatan acara sedangkan anggaran khusus tidak ada," kata kepala sekolah SLB Negeri Curup, Raden Sunardi, di Rejanglebong.

Sekolah penyandang disabilitas yang didirikan sejak 1984 lalu tersebut kata dia, otomatis hanya bergantung dengan Pemprov Bengkulu dan batuan pemerintah pusat sehingga 116 siswa sekolah ini tetap bisa menjalankan kegiatan belajar mengajar layaknya sekolah umum lainnya yang menjalankan program sekolah gratis dengan pembiayaan biaya operasional sekolah (BOS).

Hingga saat ini SLBN Curup telah memiliki siswa sebanyak 116 orang yang berasal dari 15 kecamatan di Rejanglebong, dengan rincian tingkat SMALB terdapat tiga siswa, tingkat SMPLB sebanyak 11 orang dan SDLB 102 siswa. Kalangan siswa ini umumnya penyandang disabilitas berupa tuna netra yang tergabung dalam kelas-A, kemudian kelas-B untuk penderita bisu/tuli atau tuna rungu dan kelas-C yang berasal dari penyandang tuna grahita.

Sekolah yang sejak 2012 lalu menempati komplek persekolahan baru di Kelurahan Tempel Rejo, Kecamatan Curup Selatan, yang dibangun dengan pembiayaan dari APBN 2012 diatas lahan seluas 4.980 meter persegi berupa bangunan SDLB, SMPLB dan SMALB, serta ruang praktek kegiatan ekstra kurikuler.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah ini kata dia, didukung oleh 20 tenaga pengajar berstatus PNS dan 10 tenaga honorer yang sejak didirikan telah menorehkan sejumlah prestasi diantaranya juara II tingkat nasional lomba nyanyi di Jakarta pada 2011 lalu, juara I lomba nyanyi tingkat Provinsi Bengkulu, juara III lomba lari tingkat Provinsi Bengkulu, serta beberapa prestasi lainnya.

Dia mengharapkan adanya perhatian dari pemkab setempat maupun pihak lainnya, untuk membantu berbagai kekurangan yang dimiliki sekolah itu terutama untuk kendaraan operasional yang hingga saat ini sekolah itu belum memilikinya sehingga untuk mengikuti suatu kegiatan mereka harus mencarter kendaraan taksi maupun kendaraan lainnya.***3***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014