Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu akan memberikan santunan kepada keluarga petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), Musyirwan yang meninggal saat bertugas.

"Almarhum meninggal saat menjalankan tugas, dia berdedikasi tinggi karena meninggal saat menjalankan tugas negara, dan Pemerintah Kota Bengkulu berencana akan memberikan uang duka kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan di Bengkulu, Kamis.

Selain itu, Helmi mengatakan, Pemkot Bengkulu juga akan menyelenggarakan takziah di rumah korban serta mengirimkan karangan bunga turut berduka atas berpulangnya Musyirwan pada Rabu malam.

"Kami merasa sangat kehilangan, apa yang kami berikan untuk keluarga tidak akan bisa menggantikan almarhum, tetapi kami berupaya meramaikan rumah duka dengan kegiatan zikir dan doa bersama untuk dia, dengan takziah ini kita bersama bisa menemani keluarga yang ditinggalkan selama beberapa malam ke depan," kata wali kota.

Sementara itu, Komisioner KPU Kota Bengkulu, Sri Hartati mengatakan, korban, pagi sebelum melaksanakan tugas, dalam keadaan sehat.

"Kami KPU Kota Bengkulu sangat berduka dengan berpulangnya salah seorang petugas KPPS kami, sampai sore saat penghitungan surat suara almarhum masih dalam keadaan bugar," katanya.

Sebelumnya, Musyirwan (52) anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara 09 Kelurahan Padangharapan Kota Bengkulu, meninggal dunia saat bertugas menghitung perolehan suara pemilu legislatif, Rabu malam.

"Musyirwan sempat mengalami mual, kemudian pingsan lalu dibawa ke rumah sakit Tiara Sella, tidak terselamatkan," kata Ketua Panitia Pengawas Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, Surodjo.

Ia mengatakan anggota KPPS itu terlihat sehat dan menjalankan tugas dengan baik mulai pemungutan suara pukul 7.00 WIB.

Namun, saat penghitungan suara yang digelar usai Maghrib, yakni sekitar pukul 19.30 WIB, mengatakan korban mulai mengeluh mual.

Menurut Anggota Linmas Kelurahan Padang Harapan yang bertugas dengan korban di TPS yang sama Zainun (50) mengatakan korban terlihat sehat dan ceria saat menjalankan tugasnya.

"Kami menduga kuat serangan jantung, karena saat pagi sampai siang tidak ada keluhan," katanya.

Menurutnya, korban masih sempat menunaikan ibadah sholat Maghrib lalu saat makan mulai mengeluh dan mual langsung pingsan.

Ia menduga, korban sudah meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RS Tiara Sella. (Antara)

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014