Rejanglebong (Antara) - Warga Kecamatan Sindangdataran, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini ketakutan karena maraknya teror dan kekerasan pascapemilu yang dilakukan caleg dan tim suksesnya.

"Warga jadi takut ke luar rumah karena banyak orang-orang tidak dikenal ke luar masuk desa, mereka mengancam para warga karena caleg jagoan mereka tidak dapat suara di sini. Selain itu ada juga warga yang diperas hingga puluhan juta, padahal mereka tidak menerima pemberian barang atau uang dari caleg itu," kata Ucok (33) warga Kecamatan Sindangdataran, di Rejanglebong.

Para tim sukses yang meresahkan masyarakat desa setempat kata dia, berasal dari daerah lainnya. Mereka datang bersama oknum caleg dan tim suksesnya dengan mendatangi warga baik ke rumah maupun saat bertemu di warung, mereka memarahi warga dan melakukan pengancaman karena caleg mereka tidak dapat suara. Akibat tindakan itu membuat para warga ketakutan dan memilih berdiam di rumah masing-masing.

Sementara itu To (35) warga Kota Curup, menyebutkan orangtuanya yang bermukin di Desa Sindangjati, Kecamatan Sindangdataran, pada Sabtu (12/4) lalu sekitar pukul 14.00 WIB menjadi salah satu korban pemerasan yang diduga dilakukan oknum caleg DPRD Kabupaten Rejanglebong berinisial MA dari salah satu partai kontestan Pemilu bersama dengan empat rekannya dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Peristiwa yang menimpa orangtuanya itu kata dia, berkaitan dengan perolehan suara caleg tersebut di daerah tersebut, karena sehari sebelum pemungutan suara orangtuanya mendapatkan pesan SMS yang tidak diketahui pengirimnya berisikan ancaman akan adanya gangguan keamanan terhadap warga Desa Sindangjati jika caleg yang dimaksud tidak mendapatkan suara.

Akibat adanya teror itu membuat kedua orangtuanya tidak berani ke luar rumah dan saat pemungutan suara 9 April lalu, saat akan mencoblos terpaksa harus dijemput petugas KPPS dan Hansip, setelah memberikan hak suara orangtuanya pergi menginap ke rumah saudaranya di desa lainnya karena takut akan terjadi hal-hal yang tidak diingini.

Kemudian pada 12 April orangtuanya kembali menerima SMS ancaman yang menyebutkan caleg yang bersangkutan perolehan suaranya sedikit, sehingga dia mengalami kerugian dan masyarakat setempat juga harus mengalami kerugian, namun orangtuanya tetap kembali ke desa untuk melihat rumah, dan baru saja masuk ke rumah orangtuanya didatangani lima orang, salah satunya adalah oknum caleg bernisial MA.

Lima orang tersebut selanjutnya melakukan intimidasi serta melakukan pemerasan terhadap orangtuanya, karena takut melihat kelima orang ini datang dengan membawa senjata api serta pedagang membuat orangtuanya harus menyerahkan uang hasil kebun mereka sebesar Rp10 juta. Kasus itu sendiri kata dia, sudah dilaporkan orangtuanya ke Polsek Sindangkelingi pada 13 April 2014 lalu.

Kapolres Rejanglebong, AKBP Edi Suroso mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan kasus pemerasan tersebut bersamaan dengan pengusutan kasus tindak kekerasan yang menimpa dua KPPS di daerah itu, dan berjanji akan mengusutnya hingga tuntas.***1***

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014