Bengkulu (Antara) - Para petani di Kecamatan Selaganraya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, mengeluhkan harga gabah turun di tingkat petani saat memasuki musim panen.

"Masuk musim panen harga gabah turun mencapai Rp500 per kulak," kata Salam, petani Desa Sungaiipuh, Selasa.

Ia mengatakan, biasanya harga gabah mencapai Rp15 ribu per kulak, saat ini turun menjadi Rp14.500 per kulak.

Bagi petani di daerah itu biasa menjual padi dengan takaran kulak yakni empat hingga 4,5 kilogram gabah per kulak.

Salam memperkirakan turunnya harga akibat musim panen yang hampir serentak di beberapa sentra produksi padi di daerah itu.

Untuk wilayah Kecamatan Selaganraya saja kata dia, terdapat lebih dari 2.000 hektare areal persawahan yang ditanami padi.

"Apalagi sekarang musim hujan, jadi sulit untuk memanen dan mengangkut padi," ucapnya.

Sementara seorang pedagang pengumpul padi di desa itu, Nurjanah mengatakan penurunan harga terjadi karena panen padi yang serentak di beberapa desa.

"Panen kali ini serentak di beberapa desa, bahkan kecamatan, jadi gabah sangat banyak," katanya.

Ia mengatakan biaya angkut padi juga semakin tinggi kondisi jalan  antardesa rusak parah, apalagi memasuki musim hujan.

Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu.

Pemerintah Kabupaten Mukomuko bahkan dalam lima tahun terakhir menolak program beras miskin ke daerah itu dan mendorong petani setempat mengolah areal persawahan untuk menanam padi.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014