Sedikitnya lima orang tewas dan 22 lainnya terluka dalam serangan artileri Ukraina di wilayah Donetsk, kata kelompok separatis seperti dikutip kantor berita Rusia TASS.

TASS melaporkan serangan itu juga menghantam pasar dan rumah sakit bersalin di kota Donetsk.

Serangan artileri ke rumah sakit itu memicu kebakaran sehingga pasien dipindahkan ke ruang bawah tanah, menurut petinggi kelompok separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk.

Belum ada konfirmasi independen tentang serangan itu dan Reuters belum bisa memastikan kebenarannya. Pemerintah Ukraina juga belum menanggapi laporan tersebut.

Pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin berjanji untuk mengerahkan lebih banyak tentara Rusia untuk melawan Ukraina.

Rusia juga melaporkan bahwa seorang anak termasuk di antara korban tewas dan sedikitnya 22 orang terluka.

Pada Senin malam, mengutip seorang koresponden Rusia, mereka melaporkan serangan ke rumah sakit bersalin.

"Berkat tindakan cepat staf, tidak ada korban luka," kata kantor berita RIA.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan para pejabat telah melihat laporan tentang serangan di rumah sakit itu.

"Ini sangat meresahkan," kata Dujarric. "Setiap serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama fasilitas kesehatan, jelas merupakan pelanggaran hukum internasional."

Kantor Berita Donetsk sebelumnya menunjukkan foto-foto kios yang terbakar di pasar Maisky dan beberapa mayat yang tergeletak.

"Kami mendapat serangan - ada banyak orang di pasar," ujar penasihat pemerintah separatis Donetsk, Yan Gagin.

Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengatakan bahwa "operasi militer khusus" digelar di Ukraina adalah untuk melindungi penutur bahasa Rusia di dua daerah di wilayah Donbas dari penganiayaan dan serangan Ukraina.

Ukraina selalu membantah melakukan serangan apa pun di dua daerah yang memerdekakan diri, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, di mana kelompok separatis merebut sebagian besar wilayah pada 2014.

Ukraina dan sekutunya di Barat mengatakan Rusia melancarkan perang tak berdasar terhadap sebuah negara yang berdaulat.

Rusia membantah mengincar target-target sipil dalam aksi militernya di Ukraina, meski serangan itu telah menelan ribuan korban dan menghancurkan kota-kota di negara itu.

Sementara itu, Pemerintah Ukraina meminta lebih banyak bantuan dari Barat pada Jumat dengan memohon pengiriman senjata yang lebih cepat untuk menahan serbuan pasukan Rusia yang bersenjata lebih baik.

Selain itu, Ukraina juga meminta bantuan kemanusiaan guna memerangi penyakit mematikan.

Di Sievierodonetsk, kota kecil yang menjadi fokus serangan Rusia di Ukraina timur dan salah satu titik paling sengit dalam perang memasuki bulan keempat, pertempuran hebat terus terjadi.

Di selatan, walikota Mariupol - yang telah berubah menjadi puing-puing akibat pengepungan Rusia, "mengatakan sistem sanitasi rusak dan mayat membusuk di jalan-jalan.

"Ada wabah disentri dan kolera ... Perang telah menelan korban 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan jiwa lagi di Mariupol," katanya kepada televisi nasional.

Dia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Internasional Palang Merah untuk bekerja membangun koridor kemanusiaan untuk memungkinkan penduduk yang tersisa meninggalkan kota, yang sekarang berada dibawah kendali Rusia.

Dalam gambaran dampak perang yang lebih luas, badan pangan PBB mengatakan pengurangan ekspor gandum dan komoditas makanan lainnya dari Ukraina dan Rusia dapat menimbulkan kelaparan kronis bagi lebih dari 19 juta orang secara global selama tahun depan.

Presiden Volodymyr Zelenskiyy menyerukan agar Ukraina dimasukkan sebagai bagian dari Barat, dengan jaminan yang mengikat untuk perlindungannya.

Ia juga meminta Uni Eropa agar menerima Ukraina sebagai calon anggota dan mengatakan pada konferensi di Kopenhagen melalui videolink: "Uni Eropa dapat mengambil langkah bersejarah yang akan membuktikan bahwa kata-kata tentang orang-orang Ukraina sebagai keluarga Eropa bukan hanya terbatas kata-kata."

Sumber: Reuters



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Separatis: Lima tewas dalam serangan artileri Ukraina di Donetsk

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022