Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani ikan lele di Kota Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengeluhkan naiknya harga jual pakan ikan di daerah itu.

"Sekarang kalau beli eceran untuk pelet ukuran kecil per Kg  mencapai Rp13.000, dan untuk yang besar Rp10.000 per kg, harga pakan ini terlalu tinggi karena sudah hampir sama dengan harga jual ikan," kata Junai (35) petani ikan lele di Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah di Rejanglebong, Kamis.

Tinggi harga jual pakan di pasaran daerah itu yang baru memulai usaha pembudidayaan ikan lele dengan kolam terpal itu akan sulit berkembang, mengingat biaya pemberian pakan ini akan terus bertambah seiring pertumbuhan ikan, ujar Junai.

Jika pada usia seminggu satu kolam terpal yang berisi 500 ekor per harinya bisa menghabiskan 1 kg pelet, dan jika sudah berumur 1,5 bulan pemberian pakan bisa mencapai 3-5 kg perharinya, namun bedanya pada usia ini ikan dapat dikasih pakan berupa usus ayam, roti basi, maupun nasi sisa rumah tangga.

Sementara itu di Desa Belumai I dan Belumai II Kecamatan Padang Ulak Tanding, sejak beberapa bulan lalu sejumlah petani ikan nila dan ikan mas mulai mengalihkan usahanya ke bidang lainnya akibat tidak mampu membeli pakan.

"Disini sebelumnya terdapat lebih dari 300 petani ikan, namun belakangan ini jumlahnya menyusut dan tinggal 200-an lagi. Para petani ikan ini mengalihkan usaha kolamnya dari memelihara ikan nila menjadi sawah maupun menanam sayuran," kata Suryono (41) ketua kelompok tani Sepakat Desa Belumai I.

Harga jual pakan ikan atau pelet yang di jual agen di daerah itu di datangkan dari Lampung, Kota Palembang dan sebagian lagi dari kota-kota di Jawa, dengan harga beli Rp285.000 hingga Rp290.000 per zak (50 kg). Harga ini mengalami lonjakan dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp250.000 - Rp260.000 per zak, sebaliknya harga jual ikan segar dari petani ke agen saat ini hanya berkisar Rp20.000 sampai Rp23.000 per kg.

Untuk itu dia berharap pihak pemkab setempat dapat memberikan jalan keluarnya sehingga usaha perikanan kolam di daerah itu dapat terus berjalan, karena jika tidak usaha perikanan di daerah itu lambat laun akan habis dan beralih ke bidang lainnya.***2***

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014