Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani sayuran di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengeluhkan adanya perbedaan harga jual antarkecamatan yang terjadi di daerah itu.

"Sayuran dari Kecamatan Curup Utara dengan yang dihasilkan Kecamatan Selupu Rejang saat ini mengalami perbedaan harga, kalau yang dihasilkan petani dari Kecamatan Curup Utara harganya lebih mahal contohnya harga jual cabai merah keriting yang terjadi selisih harga Rp1.000 per kilogramnya," kata Nalis (36) petani sayuran di Desa Batu Panco Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejanglebong, Kamis.  

Perbedaan harga jual sayuran ini kata dia, tidak diketahui apa penyebabnya namun yang jelas sayuran asal daerah itu lebih banyak peminatnya terutama pembeli lokal baik yang akan digunakan untuk kebutuhan keseharian maupun dijual kembali di beberapa pasar tradisional yang ada di daerah itu.

Harga jual sayuran dari tingkatan petani yang mengalami perbedaan harga tersebut tambah dia, selain terjadi pada harga jual cabai merah keriting dengan selisih harga berkisar Rp1.000 per kg, juga terjadi pada sawi manis yang rata-rata dijual petani Rp1.800 per kg, sedangkan di Kecamatan Selupu Rejang hanya Rp1.500 per kg, kemudian pada kol bulat jika di Selupu Rejang Rp1.800 per kg sebaliknya di Curup Utara mencapai Rp2.000 per kg.

Sementara itu menurut Nardi (40) petani sayuran di Kecamatan Selupu Rejang, harga pembelian sayur dari petani oleh pengumpul satu dengan lainnya berbeda tergantung dengan modal yang mereka miliki.

"Harga beli sayuran dari petani antara satu toke dengan toke lainnya berbeda-beda, jadi tidak bisa dijadikan patokan. Kami sebelum menjual harus melakukan survei dulu dan menjualnya kepada penampung yang mau membelinya dengan harga tertinggi," ujarnya.

Adanya perbedaan harga beli sayuran dari petani di daerah itu kata dia, sangat membingungkan karena bisa saja harga beli pengumpul lebih rendah dan petani terpaksa menjualnya dengan harga murah ketimbang tidak ada yang membelinya. Untuk itu dia berharap adanya patokan harga jual sayuran sehingga tidak merugikan petani.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014