Pemerintah Provinsi Bengkulu akan menggunakan Dana Belanja Tak Terduga (BTT) guna mengatasi inflasi di Provinsi Bengkulu dan akan diperuntukan jika inflasi disebabkan karena komoditi pangan.
 
"Kami akan menyiapkan dana dari BTT jika inflasi di Provinsi Bengkulu dikarenakan dari sektor pangan," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri di Kota Bengkulu, Rabu.
 
Ia menyebutkan anggaran BTT tersebut akan digunakan dengan cara mengadakan operasi pasar guna menekan dan menstabilkan harga pangan.
 
Kegiatan pengendalian inflasi tersebut dilakukan terhadap kebutuhan pokok yang paling terdampak dan menjadi penyumbang tertinggi terjadinya inflasi.
 
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan bahwa inflasi di Bengkulu terjadi karena harga tiket pesawat yang masih tinggi.
 
Hal tersebut dikarenakan adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu sehingga beberapa harga akomodasi transportasi mengalami kenaikan.
 
"Nanti akan kita pantau sebab secara nasional karena penyumbang inflasi dikarenakan harga tiket yang cukup tinggi dan tentu kebijakan tersebut akan diintervensi secara nasional," ujarnya.
 
Provinsi Bengkulu saat ini mengalami inflasi sebesar 1,22 persen dan kelompok pengeluaran transportasi menyumbang sebesar 8,80 persen.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa pada September 2022 Bengkulu mengalami inflasi sebesar 1,22 persen padahal pada Agustus Bengkulu mengalami deflasi sebesar -0,24 persen.
 
Saat ini Provinsi Bengkulu berada di posisi 88 kota yang mengalami inflasi di Indonesia dan berada di urutan ke 29 di Sumatera.
 
Selain dikarenakan kelompok pengeluaran transportasi, penyebab inflasi di Bengkulu juga disebabkan karena komoditi bensin yaitu 1,22 persen.
 
Kemudian solar 0,10 persen, tarif kendaraan travel 0,9 persen, angkutan dalam kota 0,8 persen, angkutan antar kota 0,3 persen dan sisanya menyumbang sekitar 0,2 hingga 0,1 persen.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022