Surabaya (Antara) - Tujuh mahasiswa dari "Queensland University of Technology" (QUT) Australia belajar membatik di Rumah Batik Jawa Timur Surabaya, Selasa, dalam rangka mengikuti beasiswa "New Colombo Plan" (NCP) di Universitas Surabaya (Ubaya).
"Saya kagum dengan orang Indonesia yang bekerja sebagai pembatik karena saya telah mencoba membatik sendiri dan itu sangat susah, bahkan untuk pola yang sederhana seperti ini," ujar salah seorang mahasiswa QUT, Mark Clayton Blake, sambil menunjukkan pola daun yang telah dibuatnya.
Sementara itu, Manajer Kantor Hubungan Internasional Ubaya sekaligus ketua program NCP, Adi Teja Kusuma, mengatakan ia memilih batik karena batik merupakan warisan budaya dunia dari Indonesia yang telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO).
"Kegiatan membatik di Rumah Batik Jawa Timur ini dinilai sangat menarik karena mereka diberikan kesempatan untuk membuat sendiri kain batik, selain adanya pengakuan UNESCO yang membuat kami mengajak mahasiswa QUT untuk belajar membatik," katanya.
Selama 10 hari, ketujuh mahasiswa ini mengikuti program NCP dengan didampingi oleh dosen QUT pada mata kuliah "Bachelor of Property Economics" yang berasal dari Surabaya, Connie Susilawati.
Connie mengatakan para mahasiswa semester empat tersebut belajar membandingkan pasar properti di Indonesia dan Australia beserta dengan sistem hukumnya.
"Pemerintah Australia juga ingin mahasiswa Australia mengenal negara-negara tetangganya. Salah satunya Indonesia, yang letak geografisnya sangat dekat dengan Australia," katanya.
Agar dapat membandingkan secara komprahensif, selain mengikuti kuliah yang diberikan oleh Fakultas Hukum Ubaya, maka mereka juga diajak berkunjung ke Badan Pertahanan Nasional Kota Surabaya, Apartemen Metropolis dan perusahaan properti Citraland.
Selain itu mereka juga mengunjungi Ubaya Training Center (UTC) di Trawas, Mojokerto yang merupakan kampus pembelajaran lingkungan, serta ke Probolinggo untuk menikmati keindahan Gunung Bromo dan Air Terjun Madakaripura serta "rafting".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014