Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Ketua Jurusan Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Tri Sunardi menyarankan sebaiknya serangga tomcat yang muncul di pemukiman penduduk di daerah itu dikembalikan ke habitatnya.

"Saya menyarankan serangga tomcat yang muncul di sekitar pemukiman penduduk di Kota Bengkulu baru-baru ini, sebaiknya dikembalikan ke habitatnya," kata Tri Sunardi kepada reporter antarabengkulu.com, Rabu.

Langkah mengembalikan tomcat ke habitatnya dapat dilakukan dengan menghidupkan lampu di samping rumah pada malam hari dan meletakkan baskom di bawahnya.

setelah serangga terkumpul dalam satu tempat, kemudian dikembalikan ke hutan bakau dan sawah di sekitar itu.

Habitat atau tempat hidup tomcat adalah hutan bakau dan areal persawahan yang kondisinya lembab yakni areal sawah irigasi di dataran rendah.

"Serangga tomcat bermigrasi ke rumah penduduk karena hutan bakau dan areal persawahan telah mengalami kerusakan karena beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk," katanya.

Sebagian besar penduduk cenderung menyemprotkan pestisida organik atau berbahan kimia untuk membasmi serangga tomcat yang muncul di pemukiman penduduk.

"Bila serangga tomcat dibasmi maka akan terancam punah dan membahayakan tanaman padi petani bila diserang hama wereng karena serangga tomcat adalah jenis serangga senang makan hama wereng dan serangga kecil lainnya," katanya.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah melarang alih fungsi lahan dan tidak memberikan izin mendirikan bangunan di areal hutan bakau atau persawahan.

Seperti diberitakan sebelumnya, keluarga Mulyadi bersama istri dan dua anaknya
mengalami luka melepuh seperti bekas luka bakar akibat terkena cairan serangga tomcat. Serangga tomcat sudah sering muncul di rumah Mulyadi sejak satu tahun lalu.(mhe)

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012