Bengkulu, (Antara) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu mengungkapkan sektor ekonomi kreatif di daerah itu masih lemah dan belum mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi daerah.

"Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota sebaiknya mulai memikirkan bagaimana membangun ekonomi kreatif, seperti industri rumah tangga kelompok sandang," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Nurul Hasanudin, Rabu.

Bahkan, menurut dia, industri kreatif, kelompok pernak-pernik khas Bengkulu yang sudah lama digiatkan masyarakat setempat juga belum mampu dimaksimalkan.

"Apalagi kelompok sandang, bisa dibilang belum ada, seperti industri kreatif rumah tangga pembuatan pakaian jadi, sepatu, sandal, peci dan jilbab," katanya.

Sedangkan, kelompok sandang, menurut dia, tercatat menjadi penyumbang inflasi daerah di Provinsi Bengkulu, bahkan setiap tahun angkanya terus melonjak.

"Pada tahun 2013 tercatat angka inflasi di kelompok sandang yakni, 2,09 persen yoy, sedang 2014, menjadi 6,7 persen yoy," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bengkulu selaku ibu kota provinsi, mulai berusaha mengembangkan ekonomi mikro dalam bentuk bantuan sektor permodalan dengan nama program yakni SAMISAKE (Satu miliar satu kelurahan) untuk bantuan modal bagi usaha kecil menengah guna pengambangan unit usaha kreatif daerah itu.

Jumlah keseluruhan yang dikucurkan Pemerintah Kota Bengkulu selama satu periode kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota terpilih yakni sebesar 67 miliar untuk 67 kelurahan di daerah itu.

"Oleh karena itu kita yakin, bantuan modal yang kita kucurkan akan mampu mengintervensi masyarakat kecil dan menengah maupun pengangguran untuk menggiatkan usaha, dan hasilnya akan menggerakkan sektor ekonomi Kota Bengkulu, karena, masyarakat kita berubah dari masyarakat konsumtif menjadi produktif," katanya.

Sementara itu, pengamat sosial masyarakat, Lamhir Syam Sinaga, mengatakan kebijakan pemerintah setempat memberikan modal usaha kepada masyarakat merupakan terobosan positif.

"Tetapi, selain itu perlu juga dipikirkan mengenai kondisi sosial masyarakat, agar mereka jangan menyalahartikan pinjaman modal itu sebagai pemberian modal cuma-cuma," katanya.

Pemerintah Kota Bengkulu harus mengontrol program Samisake dengan baik, serta memberikan sosialisasi tentang teknis penggunaan modal tersebut.

"Jika masyarakat paham tentang kegunaan dana serta mendapatkan pelatihan kewirausahaan, kita yakin pertumbuhan ekonomi di Kota Bengkulu akan lebih baik," ujarnya.***2***

(

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014