Pontianak (Antara) - Wakil Walikota Pontianak Edi Kamtono mengharapkan festival meriam karbit yang digelar setiap tahunnya menjadi ajang perlombaan bergengsi bagi masyarakat tepian kapuas agar budaya tersebut bisa terus dipertahankan untuk generasi mendatang.
"Festival meriam karbit ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Pontianak karena ini sarat dengan nilai budaya dan bisa dikatakan menjadi satu-satunya perlombaan tahunan yang dilaksanakan di dunia. Ini adalah kebudayaan kita yang sangat membanggakan dan diharapkan festival meriam karbit ini bisa menjadi ajang perlombaan bergengsi bagi masyarakat," katanya saat membuka kegiatan festival Meriam Karbit Pontianak 2014.
Dia menyatakan, pemerintah kota Pontianak akan terus mendukung upaya pelestarian budaya tersebut agar tidak tercerabut dari kebudayaan masyarakat, khususnya yang tinggal di tepias sungai Kapuas.
"Kita menyadari semakin hari untuk mendapatkan bahan baku pembuatan meriam semakin sulit terlebih dalam pembuatannya juga membutuhkan biaya yang sangat mahal. Namun, Pemkot Pontianak akan mensupport masyarakat agar budaya ini tidak hilang," katanya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, Hilfira Hamid, mengatakan, tahun ini pihaknya menggelar festival meriam karbit tersebut di Pontianak Timur, tepatnya di Gang Nusa Karya, Jalan Tanjung Raya II. Penentuan titik tersebut adalah hasil dari cabut undi.
"Lokasi ini juga menjadi perhatian pihak terkait, karena Jalan Tanjung Raya II kerap macet. Kemacetan terjadi sejak Jembatan Kapuas I ditutup bagi kendaraan roda empat dan lebih sehingga arus lalu-lintas berubah ke Jembatan Kapuas II yang membuat Tanjung Raya II padat.
"Festival meriam karbit ini diikuti oleh ini diikuti 43 kelompok meriam karbit. Festival tahunan itu diselenggarakan untuk melestarikan tradisi masyarakat Melayu Kota Pontianak," katanya.
Dia menambahkan, masing-masing kelompok akan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka. Satu kelompok bisa memiliki meriam maksimal lima buah.
Sebelumnya setiap meriam yang diikutsertakan terlebih dahulu akan dihias dengan beragam dekorasi, latar diwajibkan berbentuk masjid dan tubuh meriam harus bermotif bunga. Hanya meriam sesuai kriteria yang dapat mengikuti penilaian.
Sementara itu, Sekretaris Forum Meriam Karbit Pontianak, Barry Silmon, mengatakan bahwa terjadi perbaikan dalam pelaksanaan festival meriam karbit tahun ini. Salah satunya, tentang penetapan siapa yang menjadi juri karena tahun lalu terjadi protes dari banyak peserta terkait keputusan juri.
"Tahun ini kami belajar dari kersalahan. Kami perbaiki. Juri tahun lalu tidak lagi dilibatkan sekarang. Yang jadi juri sekarang mereka yang netral, bukan berasal dari peserta. Ada akademisi, ada profesional, ada juga budayawan," tuturnya.
Ada kendala yang dialami panitia tahun ini, yakni perihal pendanaan. Jika tahun lalu dari Pemerintah Provinsi Kalbar dapat bantuna, sekarang tidak lagi.
"Karena sekarang terjadi perubahan struktur dinas di pemrpov. Dulu kami dapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalbar, sekarang kebudayaan bergabung dengan pendidikan sehingga anggarannya tidak ada," kata Barry.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014