Bengkulu, (Antara) - Beras hasil tanam petani di Kabupaten Seluma, direncanakan menjadi salah satu produk pertanian unggulan Provinsi Bengkulu.
"Beras Seluma itu kualitasnya bagus, berasnya panjang-panjang, orang sudah mulai kenal itu beras Seluma, jangan menurunkan kualitas atau mengganti bibit dengan yang lain, kalau bisa menanam dengan bibit yang sama," kata Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah di Bengkulu.
Dia berharap, orang yang dulu mengenal hasil alam unggulan Bengkulu hanya sawit, karet dan batubara, kini mulai beralih pandang ke gabah.
Hal itu, menurut Gubernur disebabkan, beras merupakan komponen utama dari makanan pokok, berbeda dengan tanaman sawit maupun karet.
"Kita sedang menggalakkan lahan sawah 1,5 juta hektare, sehingga Bengkulu bisa membangun ketahanan pangan, bahkan kalau bisa kita menjadi pemasok untuk daerah lain," ucapnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Junaidi mengatakan, pihaknya sedang berupaya merevitalisasi irigasi di daerah-daerah yang selama ini digunakan untuk bercocok tanam padi.
"Kami berupaya semaksimal mungkin, bagaimana padi menjadi lebih bernilai jika ditanam masyarakat, sehingga juga bermanfaat untuk menekan alih fungsi lahan," katanya.
Namun, tidak cukup dengan upaya pemerintah daerah saja, kata gubernur, masyarakat juga harus mengubah pola pikir dan meningkatkan kreativitas.
"Terutama sifat malas merupakan penghalang utama dalam berusaha, lahan sudah ada, irigasi dibangun kembali, tetapi kalau ibu-ibu berkumpul di tangga rumah (rumah panggung) dan merumpi menghabiskan hari, upaya yang kita lakukan tadi akan sia-sia," katanya.
Untuk meningkatkan hasil pertanian baik dari segi kuantitas, kualitas maupun nilai jual, Junaidi mengatakan berbagai macam teknologi sudah tersedia melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bengkulu.
"Mulai dari bibit unggul, model peralatan yang memudahkan masyarakat untuk bercocok tanam, sampai jadwal masa tanam, ada di sana, manfaatkanlah dengan maksimal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Beras Seluma itu kualitasnya bagus, berasnya panjang-panjang, orang sudah mulai kenal itu beras Seluma, jangan menurunkan kualitas atau mengganti bibit dengan yang lain, kalau bisa menanam dengan bibit yang sama," kata Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah di Bengkulu.
Dia berharap, orang yang dulu mengenal hasil alam unggulan Bengkulu hanya sawit, karet dan batubara, kini mulai beralih pandang ke gabah.
Hal itu, menurut Gubernur disebabkan, beras merupakan komponen utama dari makanan pokok, berbeda dengan tanaman sawit maupun karet.
"Kita sedang menggalakkan lahan sawah 1,5 juta hektare, sehingga Bengkulu bisa membangun ketahanan pangan, bahkan kalau bisa kita menjadi pemasok untuk daerah lain," ucapnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Junaidi mengatakan, pihaknya sedang berupaya merevitalisasi irigasi di daerah-daerah yang selama ini digunakan untuk bercocok tanam padi.
"Kami berupaya semaksimal mungkin, bagaimana padi menjadi lebih bernilai jika ditanam masyarakat, sehingga juga bermanfaat untuk menekan alih fungsi lahan," katanya.
Namun, tidak cukup dengan upaya pemerintah daerah saja, kata gubernur, masyarakat juga harus mengubah pola pikir dan meningkatkan kreativitas.
"Terutama sifat malas merupakan penghalang utama dalam berusaha, lahan sudah ada, irigasi dibangun kembali, tetapi kalau ibu-ibu berkumpul di tangga rumah (rumah panggung) dan merumpi menghabiskan hari, upaya yang kita lakukan tadi akan sia-sia," katanya.
Untuk meningkatkan hasil pertanian baik dari segi kuantitas, kualitas maupun nilai jual, Junaidi mengatakan berbagai macam teknologi sudah tersedia melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bengkulu.
"Mulai dari bibit unggul, model peralatan yang memudahkan masyarakat untuk bercocok tanam, sampai jadwal masa tanam, ada di sana, manfaatkanlah dengan maksimal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014