Bengkulu (Antara) - Aksi perampokan yang menyebabkan korban jiwa di daerah perbatasan Bengkulu-Sumatera Selatan menambah catatan bahwa daerah tersebut merupakan kawasan paling rawan di Provinsi Bengkulu.

Warga Provinsi Bengkulu, terutama mereka yang di luar Kabupaten Rejanglebong mengaku jika memungkinkan mereka tidak akan melintas di daerah tersebut karena kerawanannya.

Mereka mengharapkan peningkatan pengamanan di wilayah yang merupakan jalur utama menuju Sumatera Selatan, serta ke provinsi lainnya tersebut.

Di wilayah itu sering terjadi kejahatan berupa perampasan kendaraan, harta benda dan yang sangat mengkhawatirkan pelaku tidak segan-segan melukai korban hingga membunuhnya.

Peristiwa terakhir yang mewaskan Dedi (24), warga Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, terjadi di kawasan Lembak, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, Selasa (16/9) sekitar pukul 11.30 WIB.

Informasi yang diterima di lapangan menyebutkan aksi perampokan dilakukan enam kawanan penjahat yang mengendarai tiga sepeda motor tersebut terjadi di jalan lintas Curup, Bengkulu-Lubuklinggau, Sumatera Selatan, tepatnya di Dusun Gardu Desa Kepala Curup, Kecamatan Binduriang.

Korban yang berasal Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, tewas mengenaskan akibat sabetan senjata tajam di bagian perut sebelah kiri, sedangkan rekan korban Herman (28) mengalami luka lebam akibat dipukuli pelaku.

Selain melukai korbannya kawanan perampok itu mengambil motor merek Honda Beat warna hitam yang dikendarai korban dari Tugumulyo menuju Kelurahan Beringin III, Kecamatan Sindang Kelingi.

Menurut keterangan Herman kepada petugas Polsek Padang Ulak Tanding, mereka bermaksud mengunjungi kerabatnya di Kelurahan Beringin III, namun saat melintas di Dusun Gardu, Desa Kepala Curup, diikuti dan dipepet enam orang yang mengendarai tiga sepeda motor tanpa pelat nomor.

Kawanan penjahat ini lalu menghentikan laju kendaraannya dan mengambil kunci kontak motor. Korban dan dirinya berusaha melawan dengan tangan kosong.

Tetapi perlawanan tidak seimbang ini hanya berlangsung sebentar, karena para penjahat itu melukai korban dengan pisau, sedangkan dirinya terjatuh ke dalam parit akibat dipukul kawanan penjahat.

Setelah melihat kedua korbannya tidak berdaya para penjahat lari ke arah Desa Kepala Curup. Melihat rekannya bersimbah darah Herman membawanya ke Puskesmas Kepala Curup, namun Dedi akhirnya meninggal dunia di puskesmas itu.

Sementara itu, polisi masih memburu perampok yang menewaskan pengendara sepeda motor tersebut.

Waka Polres Rejanglebong Kompol Novi Ari Andrian, yang mendapat laporan, bersama jajarannya langsung menuju ke lokasi kejadian dan melakukan pengejaran kawanan penjahat.

Anggota polisi yang melakukan pengejaran selain berasal dari Polres Rejanglebong, juga dibantu petugas Brimob Dentasemen A Pelopor Curup, serta anggota Kodim 0409 Rejanglebong.

"Kami masih terus melakukan upaya pencarian keberadaan pelaku, anggota kita dari Polres bersama anggota Brimob dan Kodim masih disiagakan di lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku serta di lokasi kejadian. Sedangkan untuk korban yang meninggal dunia sudah dibawa ke rumah duka di Musi Rawas, sementara itu rekan korban masih dimintai keterangan oleh petugas di Mapolsek Padang Ulak Tanding," ujarnya.

Pada Selasa, 9 September 2014, Kepolisian Resor Rejanglebong, Bengkulu, menangkap AS (18), pelaku perampokan yang kerap menjalankan aksinya di jalan lintas Curup-Lubuklinggau.

"Tersangka AS ini ditangkap petugas sekitar pukul 17.30 WIB sesaat setelah menjalankan aksinya di jalan lintas Curup-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Belitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi. Tersangka bersama tiga rekannya yang masih buron melakukan perampokan terhadap warga asal Kota Bengkulu yang mengendarai kendaraan roda empat," kata Kasat Reskrim Polres Rejanglebong Iptu Mirza Gunawan.

Dari tangan AS yang merupakan warga Desa Kepala Curup, Kecamatan Binduriang, tersebut, kata dia, petugas menyita barang bukti sebilah pisau, sedangkan harta benda milik korban dibawa kawanan tersangka yang kini masih buron, yakni dompet kulit cokelat berisi uang tunai Rp750.000 dan surat-surat berharga lainnya.

Kawanan perampok ini melakukan aksinya terhadap mobil jenis minibus merek Toyota Kijang yang dikendarai M Rustam (58), pegawai negeri sipil yang tinggal di Padang Harapan, Bengkulu, bersama dengan dua penumpang lainnya yang akan pulang ke Kota Bengkulu setelah melakukan perjalanan ke Kota Lubuklinggau.

Aksi kawanan ini kepergok rombongan Kapolsek Padang Ulak Tanding, Iptu Miza Yanti yang baru pulang dari Mapolres Rejanglebong. AS berhasil ditangkap, sedangkan tiga lainnya melarikan diri dengan dua motor.

Modus operandi yang dilakukan kawanan penjahat ini, kata Miza, ialah dengan pura-pura menjadi korban serempetan dan kemudian menyuruh korbannya berhenti serta terjadi adu mulut antara para kawanan penjahat dengan calon korbannya. Setelah korbannya berhenti dan membuka pintu mobil kawanan ini langsung menodongkan senjata tajam kemudian langsung menguras harta benda korbannya.

Kepada penyidik, AS mengaku mengancam korbannya dengan senjata tajam, dan menusuk ban mobil korban. AS juga mengaku pernah melakukan aksi perampokan serta perampasan kendaraan bermotor.



Harus Diberantas 

Kalangan pengurus lembaga swadaya masyarakat di Kabupaten Rejanglebong mendesak aparat kepolisian setempat menindak tegas pelaku yang kerap beraksi di kawasan Lembak.

"Aksi pelaku tindak kejahatan di kawasan Lembak terutama di sepanjang jalan lintas Curup, Bengkulu-Lubuklinggau, saat ini semakin menjadi-jadi, namun disayangkan tidak ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum di daerah ini akibatnya para penjahat ini semakin keras kepala. Para pelaku kejahatan ini harus diberantas jangan sampai tindak kejahatan yang mereka lakukan hanya menjadi komoditas politik semata, sedangkan tindakan nyata dari aparat penegak hukum tidak ada," kata Ishak Burmansyah alias Burandam (43) koordinator LSM Pengawasan Masyarakat (Pekat) Bengkulu di Rejanglebong.

Masih lemahnya penegakan hukum di kawasan Lembak tersebut, kata dia, jangan sampai menjadi bahan politisasi pihak tertentu guna menjegal terbentuknya Kabupaten Lembak terpisah dari Kabupaten Rejanglebong, dengan terbentuknya kesan negatif tentang daerah itu.

Para pelaku tindak kejahatan di daerah itu sendiri, tambah dia, sudah meresahkan masyarakat banyak, termasuk warga setempat. Para penjahat ini beraksi secara berkelompok dengan menggunakan senjata tajam maupun senjata api rakitan, selain itu mereka juga tidak segan-segan melukai bahkan menghabisi nyawa korbannya jika melakukan perlawanan atau tidak mau menyerahkan harta bendanya.

Kalangan masyarakat Lembak sendiri, kata dia, mendukung sepenuhnya jika polisi mau menindak para pelaku tindak kejahatan yang kerap menjalankan aksinya di sejumlah lokasi yang meliputi tujuh kecamatan, di antaranya Padang Ulak Tanding, Kota Padang, Binduriang, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, Sindang Dataran dan Sindang Kelingi.

"Dari sekian banyak kasus kejahatan berupa perampokan dan perampasan kendaraan bermotor yang terjadi di daerah itu tidak semuanya berasal dari kawasan Lembak, ada juga pelaku yang berasal dari luar daerah yang menjadikan kawasan itu sebagai daerah operasinya. Mereka dapat dengan leluasa menjalankan tindak kejahatan karena lemahnya penindakan oleh aparat," ujarnya.

Sebelumnya Kapolres Rejanglebong AKBP Edi Suroso kepada wartawan menjelaskan, pihaknya sejauh ini telah mengidentifikasi puluhan pelaku tindak kejahatan yang kerap menjalankan aksinya di kawasan Lembak terutama di sepanjang jalan lintas Curup-Lubuklinggau, dengan usia pelaku antara 16 sampai 35 tahun. Para pelaku tindak kejahatan ini telah masuk dalam pencarian petugas, karena diduga terlibat sejumlah tindak kejahatan di daerah itu. ***1***

Pewarta: Oleh Triono Subagyo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014