Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa lima wilayah di Bengkulu berhasil menekan prevalensi stunting di Bumi Rafflesia pada 2022 dan menyumbang angka penurunan sebesar 19,8 persen.

Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu Bengkulu Rusman Efendi mengatakan bahwa penurunan tertinggi angka stunting berasal dari Pemerintah Kota Bengkulu yang menurun signifikan dari 22,2 persen hingga 12,9 persen.
 
"Merupakan prestasi tertinggi dalam menurunkan angka kasus kekurangan gizi kronis pada balita di daerah tersebut," kata Rustam di Kota Bengkulu, Kamis.
 
Selain Kota Bengkulu, ada Kabupaten Seluma turun hingga 22,1 persen dari tahun lalu yang sebesar 24,7 persen, Kabupaten Bengkulu Tengah menekan hingga pada angka 21,2 persen dari sebesar 25,5 persen serta Kabupaten Rejang Lebong menempati angka 20,2 persen dari prevalensi sebesar 26 persen pada 2021.
 
Ia menyatakan keberhasilan dalam menurunkan stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu diraih oleh Pemerintah Kota Bengkulu dengan mampu menekan hingga 10 persen lebih.
 
Dari SSGI tahun sebelumnya prevalensi stunting di daerah tersebut berada pada posisi angka 22,2 persen dan hasil SSGI 2022 menurun hingga pada posisi 12,9 persen.
 
Keberhasilan yang diraih Pemkot Bengkulu tersebut dikarenakan adanya inovasi yang digerakkan secara konvergensi dalam aksi intervensi spesifik dan sensitif, sebagai upaya pencegahan faktor penyumbang terjadinya stunting.
 
Intervensi tersebut dilakukan dengan menyasar keluarga-keluarga berisiko stunting seperti keluarga berisiko stunting, mulai dari kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui.
 
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Dewi Dharma menegaskan bahwa upaya menekan prevalensi stunting Pemerintah Kota Bengkulu melalui pengembangan beberapa program sebagai strategi menurunkan stunting seperti memberikan vitamin dan tablet tambah darah bagi remaja pelajar/siswi tingkat SMP dan bekerjasama dengan Pemprov Bengkulu untuk menyasar siswi tingkat SMA.
 
"Sosialisasi pendewasaan usia perkawinan juga menjadi program pencegahan potensi stunting yang menggandeng lembaga pendidikan dan kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu," terang Dewi.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023