Bandarlampung, (ANTARA Bengkulu) - Pengalaman 22 tahun berkiprah di lingkungan Bank Rakyat Indonesia (BRI), diakui Boyke Budiono, Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII, menjadi bekal utama saat ini.

"Boleh jadi, penampilan dan pembawaan saya berbeda dengan kebanyakan Dirut dan petinggi BUMN umumnya," ujar dia, saat berdialog dengan wartawan, di Bandarlampung, Rabu (11/4).

Dirut PTPN VII yang baru sebulan menakhodai BUMN perkebunan dengan wilayah kerja Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu itu pun tersenyum, seraya memperagakan bagaimana cara bersikap dan berbicara ala petinggi BUMN tersebut.

Namun tanpa bermaksud menyindir atau tujuan kurang baik lainnya, Boyke menegaskan bahwa semua perilaku berbau birokratis yang akan menghambat peningkatan kinerja dan kemajuan BUMN itu harus ditinggalkan jauh-jauh.

"Sebentar lagi di PTPN VII ini tidak akan lagi kelihatan ada petugas satuan pengamanan yang berseragam cenderung menakutkan, mereka akan berganti menggunakan pakaian batik yang lebih elok dipandang," ujar dia lagi.

Mantan Direktur Keuangan PTPN VII itu juga menegaskan bahwa budaya korporat di perusahaan milik negara itu akan dibenahi agar semuanya mengarah pada pengelolaan sebagaimana sebuah perusahaan profesional.

"Pokoknya semua yang kurang tepat sebelumnya akan dibenahi dan diluruskan, agar tidak ada lagi hambatan memajukan PTPN VII ke depan," ujar dia pula.

Dia juga merasakan bahwa jabatan yang diemban saat ini adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

"Bukan semata kenikmatan fasilitas dan lainnya sebagai Dirut yang saya pikirkan, justru berucap Innalillahi wainna Illaihi Rojiun, semuanya merupakan amanah yang kalau lalai harus saya pertanggungjawabkan di dunia dan akhirat," ujar Boyke.

Karena itu, dia berharap dukungan semua pihak di lingkungan internal PTPN VII, masyarakat Lampung, termasuk kalangan pers dan para wartawan di daerah ini.

PTPN VII menargetkan dapat meraih keuntungan sebesar Rp311 miliar pada tahun 2012 ini.

Nominal keuntungan yang diperoleh pada tahun ini ditargetkan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sempat mengalami penurunan, akibat faktor cuaca dan penyebab lainnya.

Tahun 2011, BUMN sektor perkebunan ini membukukan keuntungan sebesar Rp153 miliar, merosot dibandingkan keuntungan yang berhasil dibukukan tahun 2010 sebesar Rp253 miliar.

"Keuntungan itu masih mengalami naik turun akibat kondisi cuaca dan target hasil panen yang masih selalu berfluktuasi dari perkiraan awal," kata dia pula.

Boyke menyatakan, hingga awal tahun ini saja, menunjukkan kondisi pemanenan hasil kelapa sawit sudah terlihat mengalami kecenderungan menurun hingga 20 persen dari perkiraan semula.

"Tapi kami akan bekerja keras untuk mengupayakan target perolehan keuntungan tahun ini dapat dicapai dan tidak sampai meleset turun lagi," ujar dia.

Dirut PTPN VII ini, didampingi Sekretaris Perusahaan, Sony Soediastanto dan Humas Sandri Kamil beserta staf, juga membeberkan kondisi internal perusahaan beserta target jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang perlu dicapai.

"Sekarang ini, kami sedang melaksanakan revitalisasi organisasi, agar menjadi ramping dan efisien tapi memiliki kapasitas dan kekuatan lebih besar untuk melangkah maju," kata Boyke lagi.

PTPN VII, menurut dia, akan bekerja keras di luar kebiasaan selama ini untuk dapat mencapai target perusahaan, sekaligus target dan arahan pemerintah dalam mendukung program pengembangan hasil kelapa sawit, karet, maupun ikut menopang ketahanan pangan nasional.

"Karena itulah, saat ini PTPN VII juga mengurusi pertanaman jagung dan mengelola peternakan, mengingat pula bahan bakunya tersedia di tempat kami sendiri," kata dia.

Sejalan dengan penugasan pemerintah, ujar Boyke, sebagai BUMN selain berupaya meraih keuntungan yang makin besar, juga harus dapat menjalankan misi sosial kemasyarakatan.(ant)

  

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012