Jakarta (Antara) - Indonesia menjadi pasar potensial untuk produk-produk Fast Moving Consumer Group (FMCG) dengan petumbuhan industri FMGC yang masih menunjukkan angka dua digit dengan peningkatan jumlah kelas menengah dan rata-rata usia penduduk Indonesia relatif muda.

"Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat pertumbuhan industri FMCG yang masih menunjukkan angka dua digit (15 persen) dengan peningkatan jumlah kelas menengah dan rata-rata usia penduduk Indonesia relatif muda (50,2 persen berusia di bawah 29 thn), tentu saja Indonesia masih merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk-produk FMCG," kata  General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, sebuah perusahaan riset pasar, Lim Soon Lee  di Jakarta, Kamis.  

Fast Moving Consumer Group (FMCG) didefinisikan sebagai produk-produk yang dapat dijual dengan cepat pada tingkat harga yang rendah, seperti industri makanan ringan, kosmetik, produk pembersih dan sebagainya.

Lebih lanjut dikatakannya, pasar yang masih terbuka luas telah mendorong para produsen untuk berlomba-lomba memasarkan produknya tidak sekedar menggunakan cara yang konservatif tetapi juga melalui berbagai cara yang inovatif dan inspirasional.

Beberapa kisah sukses dari beberapa merek yang berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan produknya melalui cara yang inspirasional.

Merek pertama yang dianggap berhasil meningkatkan penjualannya secara fenomenal adalah Downy. Dengan menggunakan tagline juara ¿pelembut pakaian no.satu di dunia¿,  Downy berhasil meningkatkan pangsa pasar atau market share saat ini (MAT June 2014) hampir empat  kali lipat dalam 3,5 tahun pemasarannya di Indonesia, dengan jumlah jangkauan penetrasi rumah tangga yang cukup luas.

    
Wanita
Kisah sukses kedua datang dari kosmetik lokal, Wardah. Merek tersebut membawa sesuatu yang baru ke pasar kosmetik di Indonesia dengan menyasar konsumen wanita modern berhijab dan merupakan merek pertama di industri kosmetik yang menyertakan klaim Halal pada produknya.

Cara terebut berhasil membawa PT Pusaka Tradisi Ibu sebagai salah satu produsen terbaik yang berhasil meraih tingkat pertumbuhan nilai penjualan yang tinggi dibandingkan performa tahun sebelumnya.

Sedangkan, dari industri makanan, Pro Chiz berhasil menerobos sebuah kategori yang selama ini diidentikkan dengan harga premium, yaitu keju. Pro Chiz memposisikan diri sebagai produk dengan harga terjangkau (ekonomis) dan mengklaim memiliki rasa lebih baik melalui tag "Taste better", dapat mengembangkan pasar kategori keju yang tinggi dalam waktu tiga tahun (di daerah perkotaan di Indonesia).

Sementara itu, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine Fabrice Carrasco mengakui dunia pemasaran ke depannya akan semakin menantang, salah satunya adalah rencana perdagangan bebas ASEAN 2015 (MEA). Kondisi itu memungkinkan para pemain global masuk ke Indonesia dan sebaliknya para pemain lokal berkesempatan mengembangkan sayapnya ke luar negeri.

"Hal ini akan menyebabkan persaingan antarpemasar semakin ketat. Para konsumen yang berasal dari kelas ekonomi tinggi mempunyai lebih banyak pilihan dan berakibat pada menurunnya loyalitas," ujar Fabrice.

Perkembangan media digital juga memungkinkan para konsumen untuk mempunyai banyak pilihan dan bisa lebih terbuka mengemukakan pilihannya. Hal ini tentu saja berimplikasi pada adanya kebutuhan bagi para pemasar untuk bisa menumbuhkan kepercayaan atau " trust" dari konsumen.

Terkait hal itu, ada tiga hal yang saat ini harus diperhatikan oleh para pemasar untuk memenangkan hati konsumen. Yang pertama adalah, bagaimana memanfaatkan TV sebagai media pemasaran. Meski televisi merupakan media pilihan utama para pemasang iklan (65 persen dari total belanja iklan), namun saat ini fakta semakin banyak produsen yang mengurangi anggaran belanja iklan untuk TV. Padahal, di sisi lain media tv masih memegang peranan penting untuk mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan konsumsi/pembelian produk.

Sementara itu, Technical Advisor Mindshare Indonesia Sudesh Puthran menjelaskan, internet di Indonesia saat ini sudah menjadi kebutuhan primer untuk para penggunanya. Perkembangan sosial media menjadi salah satu faktor penting yang mendorong besarnya pemakai internet di negara ini.

"Rata-rata pengguna internet menghabiskan waktu sebanyak 2,5 jam per hari untuk mengakses internet secara mobile dan diperkirakan akan terus meningkat dalam 3 tahun mendatang," kata Sudesh.  ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014