Bengkulu,  (Antara) - Provinsi Bengkulu berencana segera berkoordinasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, terkait keberlangsungan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Setelah kabinet baru dari Presiden Joko Widodo terbentuk, hal pertama yang akan kita upayakan adalah menemui Bappenas, menanyakan program MP3EI, kita sangat berharap sekali itu dapat direalisasikan," kata Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, di Bengkulu, Rabu.

Gubernur Bengkulu itu berencana langsung akan menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago.

"Kita menunggu kabinet, efektif mulai bekerja, setelah itu kami berencana langsung menghadap, sekarang SKPD (satuan kerja perangkat daerah) sedang mempersiapkan apa yang akan kita bawa dan sampaikan ke Bappenas," kata dia.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2014, tentang MP3EI, provinsi itu menerima dana pembangunan daerah sebesar Rp18,5 triliun.

Anggaran yang dialokasikan itu, rencananya akan dijadikan untuk pembangunan 14 megaproyek, seperti pengembangan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, Pembangunan jalan tol Palembang-Bengkulu, penanganan jalan Bengkulu menuju Sumatera Barat.

Selanjutnya, pembangunan jalan Bengkulu-Lubuk Linggau (Sumatera Selatan), pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional, dan juga pembangunan bandara baru untuk relokasi Bandara Fatmawati Bengkulu.

"Kita tidak ingin program yang ini tidak terealisasi, karena satu-satunya untuk membuka isolasi Provinsi Bengkulu dari dunia luar adalah dengan pembangunan itu," katanya.

Bengkulu tidak menguntungkan jika dilihat dari topografi wilayah, menurut gubernur, Bengkulu tidak dilalui oleh jalur lintas transportasi pulau Sumatera.

"Memang kita berada di lintas barat Sumatera, tetapi sektor transportasi lebih memilih lintas tengah yang memiliki infrastruktur bagus dan lebar jalan yang cukup besar, selain itu waktu tempuh lintas tengah lebih cepat dibanding melewati Bengkulu," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, secara tidak langsung, membuat Provinsi Bengkulu menjadi terisolasi.

"Orang ke Bengkulu diniatkan, memang ada keperluan, jika tidak ada keperluan berarti tidak akan ke Bengkulu, begitu juga distribusi barang," katanya.

Dengan program MP3EI tersebut, menurut gubernur, akan memberikan dampak positif terhadap provinsi itu, terutama membuka akses dari daerah luar.

"Kalau tol, jalan ke daerah Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) dan bandara selesai dibangun, otomatis, masyarakat dari daerah terluar Sumatera Selatan dan Jambi jika ingin ke Jakarta, maka akan memanfaatkan jalur transportasi udara dari Bengkulu, begitu juga dengan pelabuhan, akan menjadi lebih efektif dan ramai karena menjadi tempat transit serta pengisian bahan bakar kapal dari pulau Jawa yang akan menuju negara lain," ujarnya.

***2***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014