Banda Aceh (Antara) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh akan menggelar festival kopi selama tiga hari, mulai 18 hingga 21 November 2014.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh T Samsuar di Banda Aceh, Selasa mengatakan festival kopi ini merupakan yang ketiga digelar di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Festival kopi tahun ini berbeda dari sebelumnya. Kalau tahun lalu digelar di tempat terbuka, festival kopi tahun ini digelar di tempat tertutup, yakni di Gedung Sosial, Banda Aceh," katanya.
Menurut dia, festival kopi kali ini lebih difokuskan pada perayaan tradisi minum kopi, ketimbang pertunjukan perdagangan atau "trade show". Sebab, festival kopi ini diikuti warung kopi maupun kafetaria di Kota Banda Aceh.
"Banda Aceh bukanlah penghasil kopi. Tapi, di kota ini minum kopi sudah menjadi budaya. Hampir di setiap sudut kota ada warung kopi. Budaya minum kopi inilah yang ditonjolkan pada festival tersebut," kata T Samsuar.
Festival kopi dengan tema "Celebration of Coffee Tradition" akan menampilkan 40 anjungan yang diperuntukkan kepada pelaku usaha kopi, baik usaha kopi saring maupun mesin.
"Di samping itu, festival ini juga melibatkan petani kopi maupun produsen bubuk kopi. Ada juga komunitas peracik dan penikmat kopi. Segala berkaitan dengan kopi dihadirkan dalam festival ini," ungkap T Samsuar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh ini menambahkan, tujuan digelarnya festival kopi untuk menarik kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
"Kami juga mengajak media massa membantu mempromosikan festival kopi agar wisatawan, baik dalam maupun luar negeri berbondong-bondong berkunjung ke Kota Banda Aceh," demikian T Samsuar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh T Samsuar di Banda Aceh, Selasa mengatakan festival kopi ini merupakan yang ketiga digelar di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
"Festival kopi tahun ini berbeda dari sebelumnya. Kalau tahun lalu digelar di tempat terbuka, festival kopi tahun ini digelar di tempat tertutup, yakni di Gedung Sosial, Banda Aceh," katanya.
Menurut dia, festival kopi kali ini lebih difokuskan pada perayaan tradisi minum kopi, ketimbang pertunjukan perdagangan atau "trade show". Sebab, festival kopi ini diikuti warung kopi maupun kafetaria di Kota Banda Aceh.
"Banda Aceh bukanlah penghasil kopi. Tapi, di kota ini minum kopi sudah menjadi budaya. Hampir di setiap sudut kota ada warung kopi. Budaya minum kopi inilah yang ditonjolkan pada festival tersebut," kata T Samsuar.
Festival kopi dengan tema "Celebration of Coffee Tradition" akan menampilkan 40 anjungan yang diperuntukkan kepada pelaku usaha kopi, baik usaha kopi saring maupun mesin.
"Di samping itu, festival ini juga melibatkan petani kopi maupun produsen bubuk kopi. Ada juga komunitas peracik dan penikmat kopi. Segala berkaitan dengan kopi dihadirkan dalam festival ini," ungkap T Samsuar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh ini menambahkan, tujuan digelarnya festival kopi untuk menarik kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
"Kami juga mengajak media massa membantu mempromosikan festival kopi agar wisatawan, baik dalam maupun luar negeri berbondong-bondong berkunjung ke Kota Banda Aceh," demikian T Samsuar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014