Permintaan gula aren yang dihasilkan petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mendekati bulan puasa Ramadhan mengalami peningkatan hingga 50 persen dibandingkan hari biasanya.

"Permintaan gula aren ini sudah meningkat sejak sebulan lalu sampai mendekati bulan puasa kini, permintaan ini kebanyakan dari Kota Bengkulu dan Kota Palembang serta daerah lainnya," kata Asmawi (56) petani aren yang ada di Desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur.

Dia menjelaskan permintaan gula aren ini meningkat saat mendekati bulan puasa karena banyak digunakan untuk pembuatan makanan dan minuman berbuka puasa seperti untuk cuka empek-empek bagi warga Kota Palembang, kolak, maupun minuman lainnya.

Saat ini permintaan gula aren dari wilayah itu, kata dia, seharinya bisa mencapai 5 ton atau lebih banyak dari hari biasanya yang berkisar 2,5-3 ton. Selain itu gula yang mereka dihasilkan setiap harinya juga sudah dipesan oleh pembeli atau pengepul.

Menurut Asmawi dirinya setiap hari bisa menghasilkan gula aren atau disebut warga daerah itu gula batok seharinya mencapai 20 kg, dengan harga jual Rp17.000 per kg. Harga jual ini juga sudah mengalami kenaikan dari sebelumnya berkisar Rp14.000-15.000 per kg.

Sementara itu Pujisono (31) perajin aren lainnya menambahkan adanya peningkatan permintaan gula aren ini terjadi setiap tahun mendekati bulan puasa Ramadhan baik permintaan yang berasal dari luar daerah maupun dari pedagang di pasar tradisional di Rejang Lebong.

"Membuat gula aren ini sudah menjadi pekerjaan kami sehari-hari, air niranya kami ambil dari pohon yang ada di kebun sendiri dan kadang juga membeli dari petani lainnya," kata Pujisono.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong, Zulkarnaim menyebutkan saat ini gula aren menjadi komoditas unggulan yang dihasilkan daerah itu selain tanaman kopi dan aneka sayuran, dengan luasan mencapai 2.280 hektare dan per tahunnya bisa menghasilkan hingga 5.441 ton.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023