Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih didominasi gempa erupsi/letusan yang terjadi setiap hari.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto di Gunung Sawur dalam laporan tertulisnya menyebutkan pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada Sabtu periode pukul 00.00-06.00 WIB tercatat 18 kali gempa erupsi dengan amplitudo 13-22 mm dan lama gempa 60-120 detik.
"Selain itu, juga terekam terjadi tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 3-6 mm dengan lama gempa 40-50 detik, dua kali gempa harmonik, dan dua kali gempa tektonik jauh," katanya.
Untuk pengamatan secara visual, lanjut dia, Gunung Semeru terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah utara dan status Gunung Semeru masih level III atau siaga.
Sementara untuk laporan pengamatan aktivitas Gunung Semeru periode pukul 06.00-12.00 WIB tercatat mengalami 18 kali gempa erupsi dengan amplitudo 13-22 mm, satu kali gempa embusan dengan amplitudo 5 mm, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
Kemudian aktivitas kegempaan Gunung Semeru pada periode pukul 12.00-18.00 WIB tercatat 21 kali gempa erupsi dengan amplitudo 10-20 mm, gempa embusan sebanyak empat kali, dan satu kali gempa tektonik jauh.
Gempa erupsi juga terjadi pada Jumat (14/4) periode pukul 00.00-24.00 WIB sebanyak 84 kali dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 50-190 detik.
Gunung Semeru masih berada pada Level III atau statusnya Siaga, sehingga masyarakat diimbau mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto di Gunung Sawur dalam laporan tertulisnya menyebutkan pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada Sabtu periode pukul 00.00-06.00 WIB tercatat 18 kali gempa erupsi dengan amplitudo 13-22 mm dan lama gempa 60-120 detik.
"Selain itu, juga terekam terjadi tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 3-6 mm dengan lama gempa 40-50 detik, dua kali gempa harmonik, dan dua kali gempa tektonik jauh," katanya.
Untuk pengamatan secara visual, lanjut dia, Gunung Semeru terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah utara dan status Gunung Semeru masih level III atau siaga.
Sementara untuk laporan pengamatan aktivitas Gunung Semeru periode pukul 06.00-12.00 WIB tercatat mengalami 18 kali gempa erupsi dengan amplitudo 13-22 mm, satu kali gempa embusan dengan amplitudo 5 mm, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
Kemudian aktivitas kegempaan Gunung Semeru pada periode pukul 12.00-18.00 WIB tercatat 21 kali gempa erupsi dengan amplitudo 10-20 mm, gempa embusan sebanyak empat kali, dan satu kali gempa tektonik jauh.
Gempa erupsi juga terjadi pada Jumat (14/4) periode pukul 00.00-24.00 WIB sebanyak 84 kali dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 50-190 detik.
Gunung Semeru masih berada pada Level III atau statusnya Siaga, sehingga masyarakat diimbau mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023