Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan permintaan darah setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah di wilayah itu mengalami peningkatan dari hari biasanya.

"Permintaan darah setelah Lebaran ini mengalami peningkatan tajam. Saat ini stok darah di bank darah PMI Rejang Lebong hanya ada sembilan kantong," kata tenaga sukarela Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Rejang Lebong, Mardiani di Rejang Lebong, Kamis.

Dia menjelaskan, stok darah yang mereka miliki saat ini terdiri dari darah golongan A ada dua kantong, darah O ada lima kantong, darah AB dua kantong dan darah golongan B tidak ada atau kosong.

Meningkatnya permintaan darah setelah lebaran ini, kata dia, lantaran banyaknya pasien yang akan menjalani operasi, kemudian untuk pasien hemodialisa atau cuci darah serta untuk penderita thalasemia.

"Peningkatan kebutuhan darah ini untuk pasien di RSUD Rejang Lebong, kemudian RSS An Nissa dan Klinik As Salam Curup. Kebutuhan per hari bisa mencapai 40 kantong," terangnya.

Sementara itu kebutuhan darah bagi 12 orang penderita thalasemia atau kelainan darah bawaan sejak lahir yang membutuhkan transfusi darah hingga 36 kantong.

"12 orang penderita thalasemia dari Kabupaten Rejang Lebong ini harus melakukan transfusi darah terdiri dari empat jenis golongan darah, di mana setiap orangnya membutuhkan darah dua hingga tiga kantong," tambah dia.

Selain ada 12 orang penderita thalasemia asal daerah itu yang menjalani perawatan di RSUD Rejang Lebong, menurut dia, juga ada dua pasien dari luar daerah yang menjalani perawatan di RSUD Rejang Lebong.

Untuk mengatasi kebutuhan darah yang meningkat ini pihaknya terus berkomunikasi dengan pendonor aktif maupun relawan PMI dan termasuk keluarga pasien yang bisa dijadikan pendonor.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023