Mukomuko (Antara) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memperingatkan pihak sekolah untuk fokus membimbing anak didiknya agar tidak terulang lagi peristiwa pelajar bunuh diri minum racun.  

"Kami akan sampaikan ke sekolah itu sekolah lain agar guru lebih fokus lagi membimbing anak didiknya," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Nur Hasni, didampingi Kabid Pendidikan Sekolah Dasar Suryono, Mukomuko, Senin.

Eko Prasetyo Romadhon (14), pelajar SMP 37 Kecamatan Penarik, Jumat (19) pagi, nekad mengakhiri hidupnya meminum serbuk vilola dan lanet yang dicampurkan dalam "soft drink".

Nur Hasni mengatakan, psikologi pelajar dalam usia remaja seperti itu sangat rentan dan labil sehingga butuh bimbingan baik dari guru maupun orang tuanya.

Menurut dia, sejak awal seharusnya wali murid dan guru BP atau guru jelas dapat mengenali pelajar dengan prilakunya yang berbeda dengan pelajar lainnya.

Pelajar yang seperti itu, katanya, seharusnya diberikan perhatian dan bimbingan khusus khusus agar tidak melakukan tindakan yang membahayakannya.

Selain itu, katanya, pihaknya sekolah juga dalam memungut iuran kepada siswanya jangan pernah membatasi waktunya sehingga memberatkan bagi pelajar  dari keluarga miskin.

Ia mengatakan, kalau memang ada pelajar  yang tidak mampu secara ekonomi, seharusnya dibebaskan seluruh biaya sekolahnya, karena dana bantuan operasional sekolah (BOS) bisa digunakan untuk membantu siswa miskin tersebut.

Kabid Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Suryono mengatakan, berdasarkan informasi, pelajar tersebut meninggal karena minum racun yang dicampur dana minumannya.

Menurut dia, pelajar itu minum racun dari rumahnya dan pada saat di sekolah, baru siswa itu pingsan dan mulutnya mengeluarkan buih.

"Pelajar itu sudah dibawa ke puskesmas hingga RSUD tetapi nyawanya tidak bisa diselematkan," ujarnya. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014