Bengkulu, (Antara) - Lembaga nonpemerintah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu mendesak Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup mengembalikan dua ekor gajah Sumatra (Elephas maximus Sumatrae) yang ada di Gembira Loka Zoo, Yogyakarta ke habitatnya di Taman Wisata Alam Seblat, Bengkulu.

"Gajah Sumatra sudah berstatus satwa langka terancam punah, sehingga tidak wajar mereka menghuni kebun binatang," kata Direktur Walhi Bengkulu Beny Ardiansyah di Bengkulu, Jumat.

Dua ekor gajah binaan Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat Bengkulu bernama Natasha dan Shinta dipindahkan dari Bengkulu ke Gembira Loka Zoo pada 2 Januari 2015.

Pemindahan dua satwa langka tersebut, menurut dia menjadi preseden buruk dalam upaya konservasi satwa langka di Indonesia.

"Apalagi alasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu untuk memindahkan itu karena habitat fauna di hutan sudah rusak, sangat tidak masuk akal," tambahnya.

Seharusnya kata Beny, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup melestarikan dan melindungi habitat satwa langka itu sekaligus meningkatkan populasinya di alam liar.

Direktur Bengkulu Heritage Society (BHS) Krishna Gamawan juga menyatakan prihatin atas pemindahan gajah Bengkulu ke Yogyakarta.

"Ini sangat menyedihkan karena gajah Sumatra juga menjadi ikon ekowisata Bengkulu, terutama di PLG Seblat," tuturnya.

Krishna meminta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup mengevaluasi pemindahan gajah tersebut dan segera mengembalikan ke habitatnya di hutan Bengkulu.

Sebelumnya Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah juga kecewa dengan pemindahan dua satwa langka itu.

"Seharusnya ada koordinasi dari BKSDA soal pemindahan gajah dari Bengkulu," ucap Gubernur.

Dua ekor gajah betina yang dipindahkan dari PLG Seblat ke Gembiro Loka Zoo adalah gajah jinak. Di Taman Wisata Alam Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara yang menjadi Pusat Latihan Gajah (PLG) masih terdapat belasan gajah jinak. Selain gajah jinak, di kawasan konservasi seluas 7000 hektare tersebut juga hidup puluhan gajah liar.

***4***

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015