Pemerintah Republik Indonesia mengajukan proposal dana ke Bank Dunia untuk kebutuhan memperkuat persiapan menghadapi ancaman pandemi di masa depan.

"Penandatanganan proposal Indonesia untuk dana pandemi ini menandai tonggak penting bagi bangsa ini dalam upaya bersama mempersiapkan negara kita dengan lebih baik dalam mendeteksi dan menangani pandemi di masa depan," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pengajuan dana hibah tersebut dimulai dengan tahapan pengajuan proposal kepada Bank Dunia yang ditandatangani oleh sejumlah perwakilan Pemerintah Indonesia.

Mereka adalah Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian Fadjri Jufri, Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Nur Tri Aries Suestiningtyas, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan Satyawan Pudyatmoko.

Pengajuan proposal tersebut diserahkan kepada Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.

Indonesia dan Bank Dunia telah menandatangani Cover Letter Proposal Indonesia untuk dana pandemi di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, pada Rabu (17/5).

Budi mengatakan proposal tersebut menuangkan sejumlah komitmen kolektif jajaran pemangku kepentingan terkait di Indonesia dalam menghadapi ancaman pandemi di masa depan.

"Setelah proposal ini ditandatangani, kami akan mengirimkannya melalui portal dana pandemi. Diharapkan dana hibah pandemi bisa diberikan kepada Indonesia," katanya.

Menkes Budi menambahkan komunikasi dan koordinasi lintas kementerian tetap dilanjutkan untuk membahas rencana kerja sama sebagaimana tertuang dalam proposal.

Sementara itu dilansir dari siaran pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengatakan penandatanganan proposal Indonesia untuk dana pandemi merupakan momentum yang baik untuk kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang akan datang.

Berdasarkan pengalaman dari pandemi sebelumnya, kata Sri, Indonesia membutuhkan kekuatan secara finansial untuk menghadapi risiko yang muncul akibat pandemi.

“Sebagai sebuah negara, tidak boleh mengabaikan begitu saja terhadap pandemi. Dana pandemi menjadi bagian dari solusi kesiapsiagaan dalam menghadapi pandemi yang akan datang,” ujarnya.

Ia mengatakan seluruh negara membutuhkan persiapan matang, sebab hampir semua ahli mengatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak akan menjadi pandemi yang terakhir.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengapresiasi Indonesia atas pencapaian tersebut.

“Sekarang Indonesia mencoba untuk memanfaatkan dana untuk pandemi, dan pemerintah telah menyusun proposal yang sangat baik," katanya.

Agenda penandatanganan proposal kepada Bank Dunia, kata Kahkonen, dapat menjadi contoh bagaimana dana pandemi dapat mendukung kesiapsiagaan dan respons pandemi di masa depan.


Update Berita Antara Bengkulu di Google News

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023