Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi menyebutkan pekan budaya daerah yang digelar selama dua pekan di wilayah itu sebagai ajang mempromosikan seni budaya setempat kepada masyarakat luas.

"Pekan budaya daerah yang dilaksanakan sejak tanggal 10 sampai 27 Mei 2023 ini merupakan ajang untuk mengenalkan kesenian dan budaya Kabupaten Rejang Lebong kepada masyarakat luas, serta sebagai upaya pelestarian agar tidak punah," kata dia di Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Minggu (28/5).

Dia menjelaskan pelaksanaan pekan budaya daerah yang dipusatkan di Lapangan Dwi Tunggal Curup tersebut dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT Ke-143 Kota Curup, Ibu Kota Rejang Lebong yang akan jatuh pada 29 Mei 2023.

"Selain itu 'event' (ajang) pekan budaya yang diadakan kali ini sangat bermanfaat dalam pelestarian adat istiadat daerah juga meningkatkan ekonomi masyarakat dengan adanya bazar UMKM," katanya.

Pekan budaya daerah yang dilaksanakan Pemkab Rejang Lebong itu, menggelar 27 cabang perlombaan seni dan budaya daerah lokal, seperti lomba tari kejei, lomba gitar tunggal, lomba bekulo (pendekatan antarkeluarga sebelum acara pernikahan), bujang semulen (bujang dan gadis).

Selain itu, lomba menulis dan membaca huruf asli masyarakat Rejang yakni aksara kaganga , lomba busana pei kaganga yang merupakan busana daerah Rejang, lomba lagu daerah Rejang dan lembak serta perlombaan maupun pementasan seni budaya nasional lainnya dan lomba B2SA.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat menutup pekan budaya daerah dan bazar UMKM di Lapangan Dwi Tunggal Curup pada Sabtu (27/5) malam mengatakan kegiatan itu sebagai positif dalam upaya pelestarian seni budaya daerah serta menggeliatkan ekonomi masyarakat melalui bazar UMKM.

Ia mengatakan suku terbanyak di Provinsi Bengkulu adalah Suku Rejang dibandingkan dengan suku lainnya. Selain itu, Suku Rejang Lebong menempati wilayah paling banyak karena ada di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Lebong, Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara.

"Suku Rejang juga memiliki aksara kaganga serta tari kejei yang merupakan tarian sakral dan mewah yang dibawakan anak perempuan dengan lemah gemulai dan dijaga oleh pemuda bersenjata tombak," kata dia.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023