Bengkulu (Antara) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu pada tahun ini akan menyusun kajian "detail engineering design" (DED) penyelamatan Pulau Tikus yang luasnya terus menyusut.

"Penyusunan 'DED' sudah disetujui dananya di APBD 2015 dan akan dilakukan pihak ketiga melalui proses lelang," kata Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Herry Maryadi di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan dalam studi DED tersebut akan diketahui penyebab tingginya abrasi yang mengakibatkan luas daratan Pulau Tikus terus menyusut.

Luas Pulau Tikus yang awalnya mencapai dua hektare, saat ini hanya 0,8 hektare akibat penyusutan.

"Termasuk studi kerusakan terumbu karang dan penyebabnya, nanti akan muncul dari hasil kajian DED," tambahnya.

Dalam dokumen DED tersebut menurut Herry akan muncul rekomendasi kepada pemerintah daeran untuk penyelamatan Pulau Tikus.

Bila rekomendasi tersebut berupa perluasan daratan pulau atau pemasangan pemecah ombak, akan dikoordinasikan dengan dinas terkait.

Pulau Tikus yang sudah dikenal sebagai salah satu tujuan wisata bahari di Kota Bengkulu. Namun, ancaman kerusakan yang ditandai dengan menyusutnya luas daratan pulau tersebut cukup mengkhawatirkan dan membutuhkan tindakan cepat.

Tepi pulau yang berjarak sekitar 10 mil laut dari daratan Kota Bengkulu tersebut, pernah dijadikan lokasi bongkar muat kapal pengangkut batu bara.

"Termasuk dampak bongkar muat kapal batu bara yang beberapa waktu lalu sudah dihentikan pemerintah akan dikaji," ujarnya.

Selain menjadi lokasi wisata dengan luas terumbu karang mencapai 200 hektare, Pulau Tikus juga menjadi tempat berteduh kapal-kapal nelayan tradisional untuk menghindari badai yang kerap terjadi di Samudera Hindia.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015