Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu mencatat, sejak Januari hingga Desember 2023 hasil produksi perikanan hasil tangkapan laut di seluruh wilayah di Bengkulu mencapai 73 ribu ton.
Hasil tangkapan pada 2023 tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu dengan rata-rata sebesar 60 ribu ton.
"Untuk hasil produksi perikanan tangkap laut di Bengkulu pada 2023 tercatat sebanyak 73 ribu ton," kata Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Syafriandi di Bengkulu, Selasa.
Untuk jumlah hasil produksi paling banyak pada 2023 berasal dari Kota Bengkulu yaitu mencapai 36,02 ribu ton dan Kabupaten Mukomuko yaitu 18,63 ribu ton.
Meskipun demikian, dirinya terus mengimbau kepada seluruh para nelayan yang ada di Bengkulu untuk terus menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan.
Baca juga: Pengusulan NIP PPPK Mukomuko tunggu verifikasi BKN
Baca juga: Kasus ASN Mukomuko gugat cerai pasangan menurun tahun 2023
Baca juga: BPBD Mukomuko imbau warga waspada bencana banjir dan longsor
Baca juga: Pengusulan NIP PPPK Mukomuko tunggu verifikasi BKN
Baca juga: Kasus ASN Mukomuko gugat cerai pasangan menurun tahun 2023
Baca juga: BPBD Mukomuko imbau warga waspada bencana banjir dan longsor
Hal tersebut dilakukan agar habitat ikan di laut tidak mengalami penurunan, hasil produksi ikan dapat terus berlangsung dan terumbu karang sebagai habitat asli ikan tidak mengalami kerusakan.
Syafriandi menjelaskan, pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 18 Tahun 2021 bahwa alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan atau yang dilarang diantaranya kelompok jaring tarik seperti dogol, pair seine, cantrang dan lampara dasar.
Kemudian kelompok jaring hela seperti pukat hela dasar berpalang, pukat hela dasar udang, pukat hela kembar berpapan, pukat hela dasar dua kapal, pukat hela pertengahan dua kapal dan pukat ikan serta kelompok jaring insang yaitu perangkap ikan peloncat.
"Jika nelayan mendapati ada nelayan di Bengkulu yang menggunakan alat tangkap tersebut agar segera melapor agar segera ditindak dan kita berharap tidak ada yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan di Bengkulu," ujar dia.
Selain itu, dirinya juga mendorong agar para nelayan dapat melakukan inovasi dan modifikasi produk perikanan, sebab, selain dapat meningkatkan nilai tambah, pengolahan ikan tanpa ada yang terbuang menjadi limbah (zero waste), sehingga penting dalam penerapan ekonomi biru kelautan dan perikanan.