Bengkulu (Antara) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu berupaya melakukan percepatan pertumbuhan sektor konsumsi, menyusul kondisi inflasi tinggi terjadi pada Desember 2014.

"Inflasi melonjak sampai 10,3 persen pada Desember 2014 lalu, ini menjadi angka tertinggi inflasi Bengkulu. Selain perlu program untuk menurunkan kembali inflasi, juga perlu mengembalikan pertumbuhan konsumsi Bengkulu," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan, sekaligus Ketua TPID setempat, di Bengkulu, Selasa.

Dia menyatakan, sektor konsumsi merupakan salah satu sektor terbesar penyumbang pertumbuhan perekonomian Bengkulu, sehingga jika konsumsi masyarakat setempat tidak mengalami perbaikan, diprediksi pertumbuhan ekonomi akan terjadi perlambatan.

"Ada dua sektor besar yang menopang perekonomian Bengkulu, yakni pertanian serta konsumsi. Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok membuat masyarakat terpaksa mengurangi konsumsi rumah tangga yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bengkulu, jadi harus cepat diambil langkah pencegahan," kata dia lagi.

Pihaknya segera berkoordinasi dengan Pemprov Bengkulu terkait rekomendasi hasil dari rapat TPID setempat.

"Salah satu cara paling efisien menaikkan konsumsi masyarakat, yakni dengan menggiatkan rumah zakat di sini, sehingga bisa membantu bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah," katanya lagi.

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015