Polda Papua menyebutkan kini pemerintah sedang melalukan mediasi kasus pertikaian antarkelompok warga di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, guna mencapai titik temu dan meredam konflik sosial di daerah itu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo di Jayapura, Kamis, mengatakan berbagai langkah yang dilakukan pemerintah guna meredam terjadinya kasus pertikaian antarwarga tersebut.

"Berbagai informasi yang beredar saat ini terkait terjadi konflik antarwarga di Kabupaten Nabire, sedang ditangani secara serius oleh pihak kepolisian bersama pemerintah daerah serta instansi terkait," katanya.

Menurut Ignatius, mediasi ini bertujuan mencapai titik temu antara kedua kelompok yang bertikai, sehingga dapat menghindari korban jiwa dan kerugian materi yang lebih lanjut bagi warga.

"Kami meminta warga, khususnya di Kabupaten Nabire dan beberapa kabupaten di sekitar wilayah itu agar menahan diri di tempat masing-masing ataupun tidak melakukan aksi yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain," ujarnya.

Dia menjelaskan pemerintah setempat dibantu aparat keamanan telah melakukan langkah cepat agar konflik tidak berkepanjangan dengan mengedepankan norma-norma adat dan agama.

"Kepada masyarakat di luar Provinsi Papua Tengah, diharapkan tetap tenang dan tidak memposting video kebakaran yang dapat memicu kemarahan warga, mengingat potensi dampak negatif dari konten video tersebut," katanya lagi.

Sebelumnya telah terjadi pertikaian antarsuku Mee dengan Suku Dani yang dipicu masalah pencabutan plang tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, pada Senin (05/06) sekitar pukul 12.00 WIT, sehingga mengakibatkan dua orang Suku Mee meninggal dunia,  mengalami luka panah dan bacokan senjata tajam, dan sampai saat ini juga masih dilakukan pendataan terkait kerugian dan rumah oleh pihak kepolisian.
 

Pewarta: Qadri Pratiwi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023