Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan produksi gula aren daerah itu saat ini mencapai 5.443,8 ton per tahun.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong Zulkarnain saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan gula aren merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah kopi dan tanaman aneka sayuran.
"Produksi gula aren Kabupaten Rejang Lebong sepanjang tahun 2022 lalu mencapai 5.443,8 ton atau rata-rata produksi dalam setiap hektare sebanyak 2,2 ton per tahun," kata dia.
Dia menjelaskan produksi gula aren daerah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 1,8 ton dari total produksi tahun 2021 lalu 5.442 ton.
Gula aren yang dihasilkan Kabupaten Rejang Lebong ini, kata dia, berasal dari perkebunan rakyat yang ada di 14 dari 15 kecamatan di Rejang Lebong dengan luas mencapai 2.301 hektare.
Menurut dia, usaha perkebunan aren dan pengolahannya itu selama ini telah menyerap lapangan pekerjaan hingga 4.857 orang petani atau perajin gula aren.
Kalangan perajin aren ini mendapatkan penghasilan dari pengolahan gula aren mulai dari Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per hari tergantung banyak dan tidaknya gula aren yang dihasilkan setiap harinya, dengan asumsi harga jual gula aren batok (cetak) ditingkat petani/perajin Rp15 ribu per kg.
Dia menambahkan saat ini daerah itu sudah memiliki varietas aren lokal unggul yang dinamakan Semulen ST-1 dan sudah dilepas Kementerian Pertanian pada 2018 lalu, di mana bibitnya sudah dilakukan penangkaran oleh masyarakat setempat.
Varietas aren Semulen ST-1 ini menurut dia, memiliki keunggulan karena produksinya pertengahan di antara aren genjah dan aren dalam, tahan hama, mudah tumbuh di berbagai kondisi daerah, sudah bisa menghasilkan saat berumur 6-7 tahun dengan jumlah produksi air niranya 15-30 liter per hari dan tingginya hanya 10 meter.
"Varietas aren Semulen ST-1 asal Kabupaten Rejang Lebong ini sudah dipasarkan selain dalam wilayah Provinsi Bengkulu juga ke luar daerah mulai dari Aceh, Kalimantan, Jawa hingga Bali," demikian Zulkarnain.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong Zulkarnain saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan gula aren merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah kopi dan tanaman aneka sayuran.
"Produksi gula aren Kabupaten Rejang Lebong sepanjang tahun 2022 lalu mencapai 5.443,8 ton atau rata-rata produksi dalam setiap hektare sebanyak 2,2 ton per tahun," kata dia.
Dia menjelaskan produksi gula aren daerah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 1,8 ton dari total produksi tahun 2021 lalu 5.442 ton.
Gula aren yang dihasilkan Kabupaten Rejang Lebong ini, kata dia, berasal dari perkebunan rakyat yang ada di 14 dari 15 kecamatan di Rejang Lebong dengan luas mencapai 2.301 hektare.
Menurut dia, usaha perkebunan aren dan pengolahannya itu selama ini telah menyerap lapangan pekerjaan hingga 4.857 orang petani atau perajin gula aren.
Kalangan perajin aren ini mendapatkan penghasilan dari pengolahan gula aren mulai dari Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per hari tergantung banyak dan tidaknya gula aren yang dihasilkan setiap harinya, dengan asumsi harga jual gula aren batok (cetak) ditingkat petani/perajin Rp15 ribu per kg.
Dia menambahkan saat ini daerah itu sudah memiliki varietas aren lokal unggul yang dinamakan Semulen ST-1 dan sudah dilepas Kementerian Pertanian pada 2018 lalu, di mana bibitnya sudah dilakukan penangkaran oleh masyarakat setempat.
Varietas aren Semulen ST-1 ini menurut dia, memiliki keunggulan karena produksinya pertengahan di antara aren genjah dan aren dalam, tahan hama, mudah tumbuh di berbagai kondisi daerah, sudah bisa menghasilkan saat berumur 6-7 tahun dengan jumlah produksi air niranya 15-30 liter per hari dan tingginya hanya 10 meter.
"Varietas aren Semulen ST-1 asal Kabupaten Rejang Lebong ini sudah dipasarkan selain dalam wilayah Provinsi Bengkulu juga ke luar daerah mulai dari Aceh, Kalimantan, Jawa hingga Bali," demikian Zulkarnain.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023