Bengkulu, (Antara) - ASEAN-Japan Youth Forum (AJYF) dapat menjadi sarana penting Indonesia menjalin kerja sama menjelang bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Isu anak-anak dan pemuda belakangan menjadi seksi, bahkan di dunia, jadi Kita Indonesia mengambil momen ini untuk menjalin `partnership` di ASEAN dan Jepang, kita lebih dulu mengambil kesempatan, ya melalui forum ini" kata Advisor Indonesian Student & Youth Forum (ISYF) Sultan B Najamudin, di Bengkulu, Kamis.

Hubungan kemitraan diantara ASEAN dengan Jepang masih dipandang terlalu terpusat di tingkat elite, dan kurang akan sosialisasi di akar rumput, hal ini disebabkan kurangnya peran pemuda di setiap kemitraan.

"Dengan forum yang dijalin ini, Indonesia, mengambil momen lebih dulu menciptakan hubungan di berbagai tingkatan, hal ini akan memberikan dampak positif saat MEA nanti," kata dia.

Forum pemuda Asean dan Jepang tersebut, kata Sultan sangat penting guna mempersiapkan generasi muda agar siap menyongsong era persaingan bebas.

"Sudah waktunya pemuda Indonesia berperan aktif di kancah global, pemuda perlu diberi wadah untuk terlibat, pemuda adalah investasi terbaik yang dapat kita buat untuk masa depan ASEAN," kata Sultan yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Bengkulu.

AJYF digelar di Provinsi Bengkulu 5--7 Maret 2015, yang dihadiri 100 orang pemuda berprestasi 18--25 tahun dari negara di ASEAN dan Jepang.

Forum tersebut diikuti oleh 100 orang peserta yang telah lolos seleksi ketat, seperti kemampuan berbahasa internasional, terutama Bahasa Inggris, memahami berbagai kerjasama yang berpeluang dibangun ASEAN dan Jepang.

Peserta berasal dari negara Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Jepang, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam,

Kegiatan yang pertama kali diadakan antarnegara ASEAN dan Jepang itu, kata Sultan diharapkan menjadi kesempatan bagi 66 juta pemuda yang tercatat sebagai penduduk Indonesia untuk berkarya di kancah dunia.

***4***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015