Rejanglebong (Antara) - Saluran irigasi Air Belti di Kecamatan Sindang Beliti Ulu Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu yang tertimbun longsor pada 7 Februari 2015 hingga saat ini belum dibersihkan karena terkendala ketersediaan alat berat.

"Saluran irigasi sudah dibersihkan masyarakat menggunakan peralatan sederhana, padahal untuk menyingkirkan batu-batu besar  harus menggunakan alat berat yang sampai sekarang belum datang," kata Camat Sindang Beliti Ulu, Rahman Yuser di Rejanglebong, Jumat.

Timbunan tanah longsor yang menimpa saluran irigasi Air Beliti di daerah tersebut kata dia, selain menghambat pendistribusian air irigasi juga mengancam kelangsungan lahan pertanian padi sawah dalam lima desa dengan luasa mencapai 500 hektare.

Saluran irigasi Air Beliti itu sendiri tambah dia, selama ini menjadi satu-satunya sumber pengairan sawah masyarakat yang tersebar di Desa Karang Pinang, Jabi, Tanjung Agung, Pengambang dan Desa Tanjung Heran.

Saluran irigasi ini tertimbun tanah longsor yang terjadi pada Sabtu dan Minggu (7-8/2) lalu. Selain menimbun saluran irigasi, bencana alat itu juga menelan empat warganya yang meninggal akibat tertimbun tanah tiga diantaranya berasal dari satu keluarga yakni Win Sapri (30) kemudian istrinya Leni Maryanti (30) dan Farel (3) anak satu-satunya dari Desa Tanjung Agung serta Asna (30) warga asal Desa Lubuk Alai.

Pewarta: Oleh Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015