Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebagian besar warga di wilayah perkotaan di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, kekurangan air bersih setelah bencana banjir bandang melanda daerah itu, Minggu (22/4) sore.
"Kami terpkasa tidak bisa mandi karena air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) setempat mati total, akibat bencana banjir tersebut," kata seorang warga pasar Muara Aman Sunil, Selasa.
Ia mengatakan, kekurangan air bersih itu tidak hanya terjadi pada ribuan pelanggan PDAM, tapi terjadi disetiap masjid dan perkantoran juga keringkerontang.
Meskipun ada air dipasok PDAM ke rumah ibadah dengan menggunakan kendaraan tanki yang usianya sudah tua, namun tidak mencukupi, katanya.
Warga mengantisipasinya mengangkut air dari sumber mata air bersih di beberapa tempat darah itu, dengan menggunakan botol galon air bersih.
Kalau untuk mengambil air sungai warnanya keruh dan tidak layak untuk dikonsumsi, sedangkan sumber mata air bersih dari perbukitan di Lebong cukup banyak, meskipun lokasi sangat jauh dari rumah penduduk, ujarnya.
Dewan pengawas PDAM Lebong H Amilyus membenarkan, bahwa dari 5.400 pelanggan 50 persen di antaranya tidak mendapatkan air bersih akibat pipa hancur dan hanyut dibawa banjir bandang.
Untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut, terutama di wilayah perkantoran dan rumah dinas bupati disuplai menggunakan sebuah mobil tanki milik PDAM dan dibanti dua unit mobil pemaam kebakaran.
Sarana PDAM itu bisa diatasi sekitar satu bulan ke depan, bila ada bantuan dari dana Pemerintah Daerah sebebsar Rp2 miliar karena pendapatan PDAM selama ini selalu minus.
Pembayanan 5.400 pelanggan PDAM di Lebong setiap bulan berkisar antara 50-70 juta, sedangkan dana operasional termasuk gaji karyawan mencapai Rp150 juta, tandasnya.
Bupati Lebong Rosjonsyah mengatakan, permintaan dana penyertaan modal diminta PDAM sebesar Rp2 miliar itu akan dibahas bersama dengan anggota DPRD dan satuan tiga.
"Kalau secara pribadi dana itu akan langsung dikucurkan, namun mengingat banyak yang terkait untuk mengesahkannya, maka perlu dimusyawarahkan lebih dulu,` ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kami terpkasa tidak bisa mandi karena air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) setempat mati total, akibat bencana banjir tersebut," kata seorang warga pasar Muara Aman Sunil, Selasa.
Ia mengatakan, kekurangan air bersih itu tidak hanya terjadi pada ribuan pelanggan PDAM, tapi terjadi disetiap masjid dan perkantoran juga keringkerontang.
Meskipun ada air dipasok PDAM ke rumah ibadah dengan menggunakan kendaraan tanki yang usianya sudah tua, namun tidak mencukupi, katanya.
Warga mengantisipasinya mengangkut air dari sumber mata air bersih di beberapa tempat darah itu, dengan menggunakan botol galon air bersih.
Kalau untuk mengambil air sungai warnanya keruh dan tidak layak untuk dikonsumsi, sedangkan sumber mata air bersih dari perbukitan di Lebong cukup banyak, meskipun lokasi sangat jauh dari rumah penduduk, ujarnya.
Dewan pengawas PDAM Lebong H Amilyus membenarkan, bahwa dari 5.400 pelanggan 50 persen di antaranya tidak mendapatkan air bersih akibat pipa hancur dan hanyut dibawa banjir bandang.
Untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut, terutama di wilayah perkantoran dan rumah dinas bupati disuplai menggunakan sebuah mobil tanki milik PDAM dan dibanti dua unit mobil pemaam kebakaran.
Sarana PDAM itu bisa diatasi sekitar satu bulan ke depan, bila ada bantuan dari dana Pemerintah Daerah sebebsar Rp2 miliar karena pendapatan PDAM selama ini selalu minus.
Pembayanan 5.400 pelanggan PDAM di Lebong setiap bulan berkisar antara 50-70 juta, sedangkan dana operasional termasuk gaji karyawan mencapai Rp150 juta, tandasnya.
Bupati Lebong Rosjonsyah mengatakan, permintaan dana penyertaan modal diminta PDAM sebesar Rp2 miliar itu akan dibahas bersama dengan anggota DPRD dan satuan tiga.
"Kalau secara pribadi dana itu akan langsung dikucurkan, namun mengingat banyak yang terkait untuk mengesahkannya, maka perlu dimusyawarahkan lebih dulu,` ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012