Presiden pertama Indonesia Soekarno memiliki hubungan yang erat dengan Kota Bengkulu. Bung Karno tiba di Bengkulu pada 9 Mei 1938.
Selama pengasingannya di Bengkulu, sosok proklamator itu menyewa rumah milik seorang China di Kampung Anggut Atas. Penelitian yang dibuat Agus Setiyanto dengan judul "Jejak Sejarah Bung Karno di Bengkulu" menulis bahwa kepemilikan rumah itu memiliki catatan tersendiri.
“Nama pemilik rumah yang disewa oleh Bung Karno itu ternyata simpang siur. Ada beberapa nama yang berbeda dengan sumber yang berbeda pula,” tulis Agus, dikutip ANTARA Bengkulu, Rabu (9/8).
Baca juga: Menyusuri wisata sejarah di Bengkulu
Selama tinggal di Bumi Raflesia, ada beberapa catatan kuliner yang disantap Sang Putra Fajar. Di rumah Kampung Anggut Atas, Soekarno sempat memperkenalkan sajian kuliner khas Jepang, Sukiyaki.
Cerita bermula ketika Bung Karno mengundang guru-guru perguruan Taman Siswa ke rumahnya untuk mendemonstrasikan cara membuat dan menyajikan sukiyaki.
Bung Karno mempersilahkan para tamunya untuk duduk lesehan di rumah pengasingannya. Di tengahnya sudah disiapkan anglo (tempat memasak yang terbuat dari tanah liat) yang sudah ada kayu bakarnya, beberapa mangkok dan piring untuk menaruh bahan-bahannya.
“Sukiyaki dimasak dalam kuah yang sudah diberi sedikit bumbu, lalu semua bahan dimasak perlahan di atas anglo yang sudah apinya dan lagsung disantap hangat. Setelah semua beres, para tamunya Bung Karno kemudian dipersilakan untuk menikmati hidangan bersama-sama,”tulis Agus.
Musim durian
Bung Karno merupakan seorang penggemar durian. Dia dikenal sebagai pemilih durian masak dan berdaging tebal yang andal.
Mengutip catatan M Ali Chanafiah, Bung Karno kerap meminta tolong orang tua Ali untuk memborong buah durian. Ketika musim durian tiba, dengan uang satu ringgit, dia bisa mendapatkan durian satu gerobak.
Baca juga: Arkeolog teliti Benteng York Bengkulu
Selain di rumah Ali, Bung Karno juga sering makan durian di rumah Munzir Munir, mantan muridnya di Sekolah Hollandsch Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah, Kebon Ros, Bengkulu.
Bung Karno konon kerap meminta orang tua Munzir dan Ali karena posisi rumah Bung Karno yang jauh dari jalan raya. “Rumah Bung Karno memang terletak di pinggir jalan, tetapi jauh dari jalan, karena halamannya luas hampir mencapai 100 meter jaraknya dari jalan,” catat Agus.
Saat durian telah didapat, pesta makan dimulai. “Sebelum pesta durian dimulai, meja kursi disingkirkan, dan Bung Karno ikut pula meminggirkannya,” tulis Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Selama pengasingannya di Bengkulu, sosok proklamator itu menyewa rumah milik seorang China di Kampung Anggut Atas. Penelitian yang dibuat Agus Setiyanto dengan judul "Jejak Sejarah Bung Karno di Bengkulu" menulis bahwa kepemilikan rumah itu memiliki catatan tersendiri.
“Nama pemilik rumah yang disewa oleh Bung Karno itu ternyata simpang siur. Ada beberapa nama yang berbeda dengan sumber yang berbeda pula,” tulis Agus, dikutip ANTARA Bengkulu, Rabu (9/8).
Baca juga: Menyusuri wisata sejarah di Bengkulu
Selama tinggal di Bumi Raflesia, ada beberapa catatan kuliner yang disantap Sang Putra Fajar. Di rumah Kampung Anggut Atas, Soekarno sempat memperkenalkan sajian kuliner khas Jepang, Sukiyaki.
Cerita bermula ketika Bung Karno mengundang guru-guru perguruan Taman Siswa ke rumahnya untuk mendemonstrasikan cara membuat dan menyajikan sukiyaki.
Bung Karno mempersilahkan para tamunya untuk duduk lesehan di rumah pengasingannya. Di tengahnya sudah disiapkan anglo (tempat memasak yang terbuat dari tanah liat) yang sudah ada kayu bakarnya, beberapa mangkok dan piring untuk menaruh bahan-bahannya.
“Sukiyaki dimasak dalam kuah yang sudah diberi sedikit bumbu, lalu semua bahan dimasak perlahan di atas anglo yang sudah apinya dan lagsung disantap hangat. Setelah semua beres, para tamunya Bung Karno kemudian dipersilakan untuk menikmati hidangan bersama-sama,”tulis Agus.
Musim durian
Bung Karno merupakan seorang penggemar durian. Dia dikenal sebagai pemilih durian masak dan berdaging tebal yang andal.
Mengutip catatan M Ali Chanafiah, Bung Karno kerap meminta tolong orang tua Ali untuk memborong buah durian. Ketika musim durian tiba, dengan uang satu ringgit, dia bisa mendapatkan durian satu gerobak.
Baca juga: Arkeolog teliti Benteng York Bengkulu
Selain di rumah Ali, Bung Karno juga sering makan durian di rumah Munzir Munir, mantan muridnya di Sekolah Hollandsch Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah, Kebon Ros, Bengkulu.
Bung Karno konon kerap meminta orang tua Munzir dan Ali karena posisi rumah Bung Karno yang jauh dari jalan raya. “Rumah Bung Karno memang terletak di pinggir jalan, tetapi jauh dari jalan, karena halamannya luas hampir mencapai 100 meter jaraknya dari jalan,” catat Agus.
Saat durian telah didapat, pesta makan dimulai. “Sebelum pesta durian dimulai, meja kursi disingkirkan, dan Bung Karno ikut pula meminggirkannya,” tulis Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023