Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan produksi biji kopi yang dihasilkan dari perkebunan rakyat di daerah itu per tahunnya mencapai 16.771,5 ton.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong Zulkarnain saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan kopi merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong selain gula aren, serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.

"Produksi biji kopi kering yang dihasilkan Kabupaten Rejang Lebong sepanjang tahun 2022 lalu mencapai 16.771,5 ton. Biji kopi dihasilkan dari perkebunan kopi rakyat tersebar dalam 14 kecamatan," kata dia di Rejang Lebong, Minggu.

Dia menjelaskan, produksi biji kopi ini dihasilkan dari perkebunan kopi rakyat dengan luasan keseluruhan mencapai 30.386, 5 hektare, terdiri dari perkebunan kopi robusta seluas 29.854,50 hektare dan perkebunan kopi Arabika 532 hektare.

Produksi biji kopi yang dihasilkan daerah tersebut, kata dia, untuk biji kopi jenis robusta per tahun menghasilkan 16.561,8 ton dengan rata-rata produksi 895,34 kg setiap hektare.

Baca juga: Mendag Zulhas singgung Uni Eropa terima batu bara tapi hambat kopi RI

Selanjutnya untuk produksi biji kopi jenis Arabika per tahun sebanyak 209,6 ton dengan rata-rata produksi 822,56 kg per hektare.

Menurut dia, luas perkebunan kopi di Kabupaten Rejang Lebong itu sendiri mengalami peningkatan dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, kopi robusta seluas 23.104 hektare dan perkebunan kopi Arabika seluas 529 hektare.

Terpisah, Junaidi (50) petani kopi di Desa Dusun Sawah, Kecamatan Curup Utara, menyebutkan harga jual biji kopi kualitas asalan di daerah itu saat ini cukup tinggi yakni berkisar Rp38.000 per kg.

Baca juga: 10 jenama Indonesia masuk Malaysia tahun ini

"Harganya naik dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, harganya naik karena produksi kopi yang dihasilkan petani menurun. Tahun ini turun sampai 50 persen, kalau tahun sebelumnya dalam satu hektare bisa dapat 1 ton, kini paling banyak 600 kg," terangnya.

Menurunnya produksi biji kopi ini, kata Junaidi, bukan hanya terjadi di Rejang Lebong tetapi semua daerah di Tanah Air hal ini terjadi akibat cuaca ekstrem serta mulai berkurangnya kesuburan tanah.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023