Jakarta, (Antara) - Yayasan Supersemar sejak didirikan tahun 1974 oleh almarhum Soeharto (Presiden kedua RI), sampai saat ini telah memberikan beasiswa kepada lebih dari dua juta pelajar dan mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia dengan total dana mencapai Rp702 miliar.
"Saya yakin beasiswa Supersemar adalah beasiswa dengan jumlah penerima paling banyak dan dana paling besar dibanding beasiswa-beasiswa lainnya," kata Ketua Umum Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Eddy Djauhari kepada pers di Jakarta, Senin, sehubungan usia KMA-PBS yang kini mencapai 36 tahun.
KMA-PBS itu pada awalnya adalah sebuah organisasi paguyuban yang deklarasi pembentukannya dilakukan pada 28 April 1979 di Malang, Jawa Timur, serta berbasis kampus di 21 Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia yang kemudian berkembang di lingkup perguruan tinggi negeri dan swasta di 33 provinsi
Menurut Eddy Djauhari, pihaknya berkomitmen mendorong Yayasan Supersemar supaya terus memberikan beasiswa kepada para mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia sebagai perwujudan dukungan bagi kemajuan pendidikan generasi muda di Tanah Air.
Beasiswa tersebut diberikan kepada para mahasiswa dari golongan masyarakat yang kurang mampu di bidang ekonomi, tetapi berprestasi tinggi dalam studi, selain juga diberikan kepada para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), para atlet dan pelatih serta anak asuh, termasuk anak-anak dari petugas mercusuar, petugas pemantau gunung berapi, dan penjaga pintu kereta api.
Secara rinci, jumlah alumni penerima beasiswa Supersemar sejak 1974 sampai 2014 mencapai 2.007.474 orang, terdiri dari mahasiswa S1 sebanyak 499.153 orang, mahasiswa S2 dan S3 sebanyak 7.535 orang, pelajar SMK 973.816 orang, atlet/pelatih 13.024 orang, dan anak asuh 513.474 orang .
Adapun total uang yang diberikan Yayasan Supersemar untuk beasiswa tersebut adalah sebanyak Rp702.302.916.260, terhitung sejak tahun 1974 hingga 2014.
Ketua Umum KMA-PBS lebih lanjut menyatakan bangga bahwa saat ini sudah banyak alumni penerima beasiswa Supersemar yang menempati berbagai jabatan penting dan strategis seperti menjadi menteri, gubernur, bupati atau wali kota hingga duta besar, bankir dan pengusaha terkemuka.
"Siapa tak kenal pakar hukum tata negara Prof Dr Mahfud Md, mantan Menteri Pendidikan Prof Dr Mohammad Nuh, atau pakar matematika Prof Yohanes Surya PhD. Mereka adalah beberapa tokoh terpandang di Tanah Air yang pada masa lalunya pernah menerima beasiswa Supersemar," katanya.
Lebih dari itu, menurut mantan pejabat di lingkungan Sekretariat Negara itu, sekitar 70 persen Rektor dan Pembantu Rektor di berbagai perguruan tinggi negeri di Tanah Air adalah alumni penerima beasiswa Supersemar.
Ke depan akan makin banyak lagi alumni penerima beasiswa Supersemar yang berkiprah di bidangnya masing-masing untuk melaksanakan tugas mulia memajukan bangsa dan negara, terutama dengan mendorong kemajuan di sektor pendidikan.
"Beasiswa Supersemar diberikan atas gagasan dan jasa baik almarhum Pak Harto untuk membantu memajukan pendidikan generasi muda di Tanah Air," kata Eddy Djauhari yang menjabat sebagai Ketua Umum KMA-PBS periode kedua, 2011-2015. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015
"Saya yakin beasiswa Supersemar adalah beasiswa dengan jumlah penerima paling banyak dan dana paling besar dibanding beasiswa-beasiswa lainnya," kata Ketua Umum Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Eddy Djauhari kepada pers di Jakarta, Senin, sehubungan usia KMA-PBS yang kini mencapai 36 tahun.
KMA-PBS itu pada awalnya adalah sebuah organisasi paguyuban yang deklarasi pembentukannya dilakukan pada 28 April 1979 di Malang, Jawa Timur, serta berbasis kampus di 21 Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia yang kemudian berkembang di lingkup perguruan tinggi negeri dan swasta di 33 provinsi
Menurut Eddy Djauhari, pihaknya berkomitmen mendorong Yayasan Supersemar supaya terus memberikan beasiswa kepada para mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia sebagai perwujudan dukungan bagi kemajuan pendidikan generasi muda di Tanah Air.
Beasiswa tersebut diberikan kepada para mahasiswa dari golongan masyarakat yang kurang mampu di bidang ekonomi, tetapi berprestasi tinggi dalam studi, selain juga diberikan kepada para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), para atlet dan pelatih serta anak asuh, termasuk anak-anak dari petugas mercusuar, petugas pemantau gunung berapi, dan penjaga pintu kereta api.
Secara rinci, jumlah alumni penerima beasiswa Supersemar sejak 1974 sampai 2014 mencapai 2.007.474 orang, terdiri dari mahasiswa S1 sebanyak 499.153 orang, mahasiswa S2 dan S3 sebanyak 7.535 orang, pelajar SMK 973.816 orang, atlet/pelatih 13.024 orang, dan anak asuh 513.474 orang .
Adapun total uang yang diberikan Yayasan Supersemar untuk beasiswa tersebut adalah sebanyak Rp702.302.916.260, terhitung sejak tahun 1974 hingga 2014.
Ketua Umum KMA-PBS lebih lanjut menyatakan bangga bahwa saat ini sudah banyak alumni penerima beasiswa Supersemar yang menempati berbagai jabatan penting dan strategis seperti menjadi menteri, gubernur, bupati atau wali kota hingga duta besar, bankir dan pengusaha terkemuka.
"Siapa tak kenal pakar hukum tata negara Prof Dr Mahfud Md, mantan Menteri Pendidikan Prof Dr Mohammad Nuh, atau pakar matematika Prof Yohanes Surya PhD. Mereka adalah beberapa tokoh terpandang di Tanah Air yang pada masa lalunya pernah menerima beasiswa Supersemar," katanya.
Lebih dari itu, menurut mantan pejabat di lingkungan Sekretariat Negara itu, sekitar 70 persen Rektor dan Pembantu Rektor di berbagai perguruan tinggi negeri di Tanah Air adalah alumni penerima beasiswa Supersemar.
Ke depan akan makin banyak lagi alumni penerima beasiswa Supersemar yang berkiprah di bidangnya masing-masing untuk melaksanakan tugas mulia memajukan bangsa dan negara, terutama dengan mendorong kemajuan di sektor pendidikan.
"Beasiswa Supersemar diberikan atas gagasan dan jasa baik almarhum Pak Harto untuk membantu memajukan pendidikan generasi muda di Tanah Air," kata Eddy Djauhari yang menjabat sebagai Ketua Umum KMA-PBS periode kedua, 2011-2015. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015